Kamis, 26 Juni 2008

Cintaku Di Rumah Buku !



Pagi ini saya membaca tulisan Mas Nur Mursidi di salah satu blognya, Etalase. Judulnya tidur berbantal buku. Mas Nur ini seorang penulis cerpen, esai, opini, resensi buku dan film. Anda dapat menemui karya-karyanya di beberapa media seperti majalah Anggun, Jurnal Nasional, Koran Seputar Indonesia, Suara Karya dan banyak lagi media lainnya.

Tulisan tidur berbantal buku membuat saya terinpirasi menuliskan kecintaan saya terhadap buku. Berikut saya menuliskannya....

Alkisah dimulai ketika saya berumur beberapa bulan, ketika ritual bayi menginjak tanah.

Pada ritual tersebut sang bayi, saya sendiri hehehehe… dikurung dalam kurungan ayam dan di luar kurungan diletakkan beberapa benda. Antara lain diletakkan mainan, uang, pensil dan buku. Ketika dibuka sang bayi akan merangkak menuju benda-benda tersebut dan diyakini benda-benda tersebut di kemudian hari adalah petunjuk masa depannya.

Waktu itu saya mengambil buku dan pensil. Saya mengetahuinya setelah umur beberapa tahun dari cerita Mama. Buat saya, ritual tersebut sampai dua puluhan ke depannya hanyalah sekedar ritual adanya. Tanpa arti apalagi menyakininya !

Semasa sekolah saya memang hobi membaca bahkan menjadi kutu buku mendekati gila buku. Seingat saya seputaran di kelas 3 SD saya senang membaca komik dan buku cerita seperti Lima Sekawan, Trio Detektif. Anda yang tahu bacaan tersebut pasti bisa menebak masanya hehehehe…. Saya melalap habis komik-komik seperti Mahabharata, Bharata Yudha dan pecahan-pecahan komiknya.

Saya beruntung walaupun orang tua saya tidak mampu memberikan buku-buku, termasuk buku-buku pelajaran sekolah. Beruntungnya saya, sekolah saya memiliki perpustakaan yang meminjamkan buku-buku pelajaran sekolah selama 1 (satu) tahun. Di luar itu juga perpustakaan sekolah koleksi buku-buku cerita dan komik yang lengkap.

Keberuntungan lain, di kampung saya tinggal ada satu perpustakaan milik PT Timah dan dua penyewaan buku milik perorangan. Biaya sewa buku di tempat tersebut sangat murah. Saya biasanya mengumpulkan uang jajan yang sampai saya sekolah di SMU sebesar 100 perak sehari untuk meminjam komik dan buku cerita.

Papa saya cuma seorang penjaga gudang yang telah bekerja 20 tahunan sejak beliau bujangan sampai tahun 1991 cuma bergaji 75 ribu sebulan. Gaji tersebut hanya cukup untuk biaya hidup kami sekeluarga 4 orang. Makan hanya ditemani nasi dan kerupuk menjadi menu yang umum.

Saya mengenal koran dari gudang tempat Papa bekerja. Biasanya 2 atau 3 bulan sekali, kapal pengangkut barang mendatangkan koran-koran bekas dari Jakarta. Koran-koran bekas itu dijual oleh Bos Papa ke pasar-pasar atau toko-toko untuk pembungkus barang belanja. Begitu datang koran-korang bekas yang jumlahnya berton-ton mengisi gudang tempat Papa bekerja.

Kalau sudah begitu biasanya pada sore hari sebelum Papa pulang, saya bersama adik akan ke gudang. Memilih-milih koran-koran bekas untuk dibaca. Koran-koran yang dipilih tidak ada yang kami ambil double dan setelah kami menghadap Om Kepala Gudang untuk memintanya. Melihat wajah anak kecil dengan mata berbinar-binar memelas, Om Kepala Gudang dengan tulus mengijinkan kami membawanya pulang. Dari koran-koran bekas itu, saya mengenal serial komik Si Mimin, tentang anak Negro dan Mamanya yang lucu.

Kegilaan saya terhadap buku bertambah menginjak umur belasan ketika bersekolah di SMP. Ketika suatu hari seorang teman meminjamkan cerita silat Kho Ping Ho dan sejak itu semua cersil Kho Ping Ho tidak ada yang lolos dari mata. Akibatnya di kelas 3 SMP, penglihatan saya ketika diperiksa harus menggunakan kacamata minus 1.

Setamat SMA, kami melakukan bedol keluarga migrasi ke Jakarta untuk memperbaiki kehidupan. Rencananya apabila dalam setahun apabila tidak ada tanda-tanda kehidupan buat kami di Ibu Kota ini, kami akan balik kanan ke kampung.

Mama memiliki kakak laki-laki dan adik perempuannya yang telah mendahului merantau di Jakarta. Tante saya menampung kami di rumahnya saat datang di Jakarta. Tuhan memberikan karunianya kepada Papa yang diterima bekerja di sebuah perusahaan. Sementara Mama membantu pekerjaan rumah Tante dan adik saya baru masuk kelas 1 SMP.

Saya sendiri memilih untuk mencari pekerjaan daripada menerima tawaran dibiayai kuliah oleh Om, kakaknya Mama. Tidak mau berhutang budi dan keluarga kami membutuhkan penghasilan secepatnya, pikir saya waktu itu.

Sembari mencari pekerjaan, saya membantu di toko kelontong milik Tante. Tugas saya melayani pembeli minyak, terigu, mie, gula dan rokok yang menjadi komoditas utama dagangan di toko. Memasukkan minyak kalengan dari truk supplier ke gudang juga menjadi rutinitas selain menakar minyak, gula dan mie menjadi kilo-kiloan per bungkusnya.

Pernah juga diterima bekerja di toko elektronik di Glodok yang kuat sampai 3 bulan saja karena istri si bos super bawel untuk ukuran saya yang saat itu berumur 18 tahun. Sempat bekerja sebagai sales panci selama 3 bulan. Berhenti karena selama itu cuma berhasil menjual 1 panci teflon, itupun sudah sampai memohon-mohon merayu seorang Guru SD di daerah Tanjung Priok. Saya tahu persis beliau membelinya karena kasihan daripada membutuhkannya.

Sore sepulang dari kerja menjajakan panci, saya menyempatkan diri kursus komputer 3 bulanan. Waktu itu masanya wordstar, lotus dan dbase. Masih mencoba menebak generasinya .... hehehehe

Selesai kursus 3 bulanan dengan hasil ujian mendapatkan beasiswa setahun penuh untuk kursus programmer. Selama masa kepindahan dari kampung ini sampai masa ini, kebiasaan membaca saya entah ke mana. Saya tidak mengambil beasiswa tersebut karena berbarengan dengan kebahagiaan yang begitu besarnya, saya diterima bekerja di sebuah perusahaan.

Saya masih tinggal di rumah Tante di bilangan Kemayoran yang memang cukup besar menampung kami sekeluarga. Sementara saya bekerja di ujung utara Jakarta, daerah Marunda – Cilincing. Saya perlu menempuh 2 terminal untuk sampai di tempat kerja, terminal Senen dan Tanjung Priok.

Setelah perjalanan dari Tanjung Priok menuju Cilincing, kurang lebih hampir satu jam saya meneruskan dengan jalan kaki sejauh 2 kilo karena menghemat ongkos daripada naik ojek. Di perusahaan yang membesarkan saya mulai dari seorang staff, saya bekerja di sana selama 8 tahunan.

Saya memulai pekerjaan di sana sebagai staff penggajian dan pekerjaan di masa itu dikerjakan tanpa sistem komputer. Tidak seperti sekarang, perusahaan-perusahaan sudah menggunakan Sistem Payroll bahkan yang sudah terintergrasi dengan Human Resource Information System.

Saat itu data absensi dihitung manual dan dibuatkan laporannya menggunakan Lotus, Anda mengenal versi sekarang sebagai Microsoft Excel. Pekerjaan dengan cara seperti itu membutuhkan waktu yang lama, belum lagi kalau ditengah memasukkan data tiba-tiba listrik mati. Bisa bayangkan data gaji untuk karyawan mencapai 1.000 orang hilang dan harus di-entry ulang. Saya pernah sampai mesti minum obat sakit kepala sampai 4 butir sekali telan.

Kondisi begitu membuat saya memutar otak karena Departemen EDP ( Anda mengenalnya sebagai Departemen IT saat ini ) sedang sibuk mengembangkan sistem untuk produksi dan logistik. Karena itu kebutuhan bagian penggajian untuk dibuatkan sistem tidak menjadi prioritas.

Kenapa tidak membuatnya sendiri ? Itu yang muncul di pikiran saya dan menimbulkan penyesalan karena menolak beasiswa programmer di tempat saya kursus. Nasi sudah dimakan, eh menjadi bubur.... Menyesalpun percuma.

Saya bertekad untuk mencari solusi sendiri untuk sistem penggajian itu. Yang terpikir ada 2 cara belajar sendiri membuat aplikasinya dan atau kursus programming lagi. Cara yang terakhir terpaksa harus ditinggalkan karena belum punya dana.

Membuat sendiri ? Tanpa kursus dan dengan sedikit dasar pemograman yang saya pelajari, cara termudah untuk membuatnya adalah belajar dari buku autodidak. Semangat membara. dan tekad baja muncul untuk mengalahkan 4 butir obat sakit kepala.

Uang gaji saya hanya cukup ongkos tranportasi dari rumah ke tempat kerja setelah sisanya diberikan ke Mama untuk biaya hidup kami sehari-hari. Untungnya pabrik tempat saya bekerja menyediakan makan di kantin sehingga saya tidak perlu mengeluarkan uang makan.

Saya membutuhkan buku ! Membeli ? Tidak mungkin ! Dua kilo perjalanan ke tempat kerja yang terakhir saja, saya harus jalan kaki untuk menghemat. Bagaimana mungkin ?
Hmmmmmm, ya Tuhan !

Toko buku ! Itu yang saya butuhkan. Di daerah Kwitang, ada Toko Buku Gunung Agung. Hampir setiap hari sepulang kerja, sesampainya di terminal Senen saya berjalan kaki menuju Toko Buku Gunung Agung. Masa itu belum ada Mal Atrium.

Di Gunung Agung, satu-satu counter tempat incaran saya adalah counter buku komputer. Dengan membawa kertas terlipat dan bolpoin untuk mencatat hal-hal penting dari buku programming. Saya belum mampu membeli buku-bukunya.

Biasanya saya akan sampai di Gunung Agung sehabis magrib. Berada di counter buku komputer sambil kucing-kucingan dengan karyawannya. Sesekali mereka memandang dengan bola mata yang membengkak. Seringkali juga ditegur karena membaca sambil jongkok karena cape berdiri.

Rutin membaca gratis kurang lebih 2 jam per kunjungan, pulangnya dari Kwitang ke Kemayoran saya kembali jalan kaki. Begitu sampai sekian masa, saya berhasil membuat program sederhana untuk penggajian menggunakan Foxbase yang sudah lebih maju dibanding Dbase masa itu. Modal dengkul ! Saya sangat menghayati arti kata yang ini dengan mengalami sendiri, modal dengkul !

Modal dengkul itu memberikan berkah bagi saya : kenaikan gaji dan promosi menjadi Kepala Bagian Penggajian membawahi 3 staf.


Bersambung.......



Minggu, 22 Juni 2008

Karya Istimewa Donny Dhirgantoro : 5cm.


Entah bagaimana 5cm. bisa lolos dari pengamatanku. GILA ! Cetakan kesebelas, Maret 2008 dari cetakan pertamanya Mei 2005. Tulisan best seller-nya pun kecil di pojok kanan, tidak sebiasa buku lain yang belum best seller pun sudah terpampang besar-besar di covernya.

Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata saja sudah saya lalap jauh sebelum hiruk pikuk orang membicarakannya. Itu pun pakai acara meminjam di perpustakaan kantor. Pun Kambing Jantan-nya Raditya Dika yang emang gokil, saya beli atas rekomendasi seorang sahabat. Malahan Ayat-Ayat Cinta yang menghebohkan tidak membuat saya menonton atau membaca bukunya.

Saya belakangan memang jarang membeli dan membaca karya fiksi terutama bila tidak di atas kategori bagus. Tapi yang ini bagaimana bisa tanpa keributan sama sekali naik cetak sampai sebelas.

Berawal pas lagi duduk di meja Ika, resepsionis di kantor saya. Buku 5cm. terpampang begitu saja di atas mejanya. “Tentang persahabatan 5 orang” cerita Ika singkat dan tidak menggugah untuk melihatnya.

Baru 2 minggu yang lalu seorang sahabat berulang tahun. ‘Kadonya 5cm. ya “ pintanya. Nah, ini baru mulai membuat penasaran. Pasti ada yang menarik neh! Tapi pas membelikan buku itu dan 1 buku lainnya sebagai kado ultah juga belum membangkitkan nafsu untuk membelinya untuk sendiri hehehehehe.

Pas Sabtu barusan ke Gramedia menukarkan buku yang cacat, tiba-tiba aja ‘cling’ keinginan dan penasaran atas 5cm. membuat buku itu akhirnya ikut pulang. Rasa penasaran menggeser prioritas membaca buku lain.

Saat menulis artikel ini pun sebenarnya saya belum selesai membaca 5cm. ini. Sampai halaman 199 saya menandainya dengan pembatas buku yang juga cool ( hadiah dari bukunya ).

Oh ya, buku ini karya Donny Dhirgantoro. Saat goggling dengan kata ‘donny dhirgantoro’ menghasilkan 5.350 penelusuran. Saya sampai kesulitan menemukan kata yang tepat untuk mengkomentari karya ini.

Saya ingin menghadiahkan komentar yang LUAR BIASA buat 5cm.

MEMBAKAR SEMANGAT DAN PERJUANGAN !
DREAM IS COME TRUE !
CINTA YANG TULUS !
KARAKTER TOKOH YANG KUAT DAN POSITIF !
SUDUT KEHIDUPAN YANG MENGHARU BIRU !
PERSAHABATAN IS THE BEST !

Karya ini benar-benar istimewa bercerita tentang persahabatan 5 orang : Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta yang telah berjalan 7 tahun. Begitu membaca sulit untuk melepasnya. Alur cerita yang enak diikuti dengan gaya humor yang membuat hahahihi sendirian.

Saya menyukai penceritaan di halaman 173 sampai 176 tentang si Mbok penjual nasi pecel. Si Mbok berjualan di Stasiun Lempuyangan, stasiun kecilnya Jogya. Kalo di Jakarta kayak Stasiun Senen atau Jatinegara. Genta menjelaskan.

Kelima sahabat ini bertemu dengan si Mbok dalam perjalanan mereka menuju Malang. Perjalanan ini untuk merayakan pertemuan kembali kelima sahabat yang sepakat untuk berpisah selama 3 bulan. Perayaan di Puncak Mahameru !

Malahan saya sempat membacakan halaman itu pada 2 sahabat dengan penuh penghayatan. Bacaan itu sempat membuat mereka tercekat dan kesulitan menelan makanan mereka.

Saya sendiri terharu dan terngiang-ngiang dengan kata-kata si Mbok, “Alhamdullilah Gusti Pangeran…Alhamdullilah.”

Buat yang penasaran silahkan membaca sendiri dan saya mengutip sedikit dari halaman 362 untuk menggambarkan arti 5cm.

”…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu… Cuma….”

“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”

“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja….”

“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya….”

“Serta mulut yang akan selalu berdoa….”

“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seseorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapapun…. Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”

“Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.”

Sabtu, 21 Juni 2008

Keajaiban law of attraction ( lagi ) !







Ritual bulanan saya adalah menemani Mama belanja bulanan. Biasa kita pasti pergi sekeluarga, belakangan ini bertambah satu anggota : calon istri adik saya.

Ritual lainnya adalah makan bersama setelah belanja. Biasanya Adit, adik saya yang suka mutusin makan di mana. Ini kali referensinya tidak diaminin oleh rombongan hehehehe. Soalnya dia juga gak tau persis lokasi restonya.

Selesai belanja jam menunjukkan jam 18:37. Mau makan di tempat biasa lagi pada bosen. Pas dikasih ide makan di Plaza Indonesia atau EX aja pada ho'oh. Cuma ini malam minggu dan dah menjelang jam 7 malam. Biasanya mau parkir mobil cukup membuat sutrisno alias stress.

Yang pada suka ke Plaza Indonesia atau EX jam-jam segitu pasti taulah. Namun demi nyenengin keluarga dan dah lama gak makan bareng keluarga di sana ya udah.... Mana saya tuh sebenernya kalau pergi suka sering parno ma parkiran, walaupun selalu sukses mengaktifkan law of attractionnya untuk urusan parkir memarkir ini.

Anda udah pada tau caranya kan. Tinggal relaks dan pasrah ..... Ma berdoa dalam hati "Ya Tuhan mudahkanlah saya dalam mendapat parkir di EX pas nyampe nanti, buat nyenengin Mama neh !' Cie, Mama dibawa-bawa buat ngerayu Tuhan.

Sambil bercanda-canda dalam perjalanan ke EX, saya mikir-mikir mau masuk dari arah mana. Dari pintu masuk Plaza Indonesia kayaknya gak kooperatif, hmmm mending dari depan EX aja yang di pinggir jalan.

Begitu ngelewatin Benteng Takeshi eh kedutaan Jepang ding, maju dikit lewat depannya EX ada pintu masuk. Abis ambil tiket parkir biasanya ke kiri bisa langsung parkir di lapangan depannya EX. Waduh, gak taunya selapangan parkir gede gitu dijadiin vallet parking.

Apa boleh buat mesti parkir di gedung neh dan sempet parno lagi pasti lama deh muter-muter kayak biasa nyari parkir. Begitu jalan masuk ke gedung belum jauh tau-taunya ada sedan satu pas mo keluar. Mas-mas petugas parkirnya dah langsung ngasih tanda tuh.

Wah thank's God ! Gak sampe 1 menit dari ambil tiket dah dapat parkir, jam mobil menunjukkan jam 19:12. Saya selalu surprise mengalami hal kayak gini walaupun sudah sering.

Pas ke resto yang dituju yang biasanya dah fully-booked pun meja yang terisi cuma 1 meja. Satu keluarga terdiri Bapak Ibu dan 3 anaknya yang imut-imut. Bayangin, resto di Plaza Indonesia jam 7-an dan malam minggu pula : lenggang.

Baru setelah kami sekeluarga duduk dan memesan makanan baru berdatangan tamu-tamu resto yang mau makan dan mendadak tuh resto jadi penuh. Dalam perjalanan pulang setelah menyantap makan malam yang menyenangkan, saya mengucap syukur.


Terima kasih Tuhan atas kebahagiaan yang Engkau limpahkan untuk keluargaku, atas segala kemudahan yang aku terima !

Met ultah Jakarta yang ke-481 !




Ikut menjadi saksi gelar PRJ yang ke-41 tahun 2008 ini sebagai simbol perayaan ulang tahun Ibu Kota Jakarta tercinta ini. PRJ di waktu sore keren banget...
Pengunjungnya makin malam makin rame.... yang penting juga pemandangannya 'indah-indah' hehehehe Gak rugi deh ke PRJ....
Selamat ulang tahun Jakarta, semoga mencapai hal-hal yang semakin membanggakan ! Semakin banyak orang-orang yang tercapai kebahagiaan dan cita-citanya di Jakarta ini !
Semoga semakin jaya,
yos


Sabtu, 14 Juni 2008

Mengejar Buku Buku !


Buku-buku di atas alhasil mengejar buku buku di TB Gramedia, Mal Taman Anggrek hari Sabtu siang kemarin ( 14 Juni 2008 ). Menambah koleksi buku yang sudah mencapai seratusan judul. Banyakan sih koleksi saya bertemakan psikologi, manajemen, pengembangan diri, motivasi dan healing.

Pas lagi sok serius di counter buku baru sempet disamperin karyawan Gramedia. Kirain mau ditegur, sok mondar-mandir kok gak beli-beli gitu hehehehehe....

Gak taunya diminta mengisi kuesioner Gramedia. Ya udah corat coret kuesioner diisi dan dikembalikan ke petugasnya. Buat cape corat coret tadi dikasih hadiah bolpoin cantik hehehehe.... Makasih Gramedia !

Baru sempet intip-intip buku-buku yang dibeli. Pas yang buku "Understanding NLP" karya Bapak R. H. Wiwoho, motivator favorit saya ada halaman yang tercetak di tempat yang salah. Setelah halaman 30 langsung bablas halaman 103. Dan halaman 31 sampai halaman 102 malah tercetak setelah halaman 430 sebagai halaman terakhir.

Untung slip pembelian bukunya belum dibuang. Mudah-mudahan buku yang lain cetakannya bener dan boleh dituker.

NB : Sabtu 21 Juni 2008 11:09 kembali di Gramedia MTA Understanding NLP diijinkan dengan resmi dituker dengan yang baru dan ternyata cetakan halamannya bener... wuih yang ngasih tuker Bapak yang kemarin ngasih kuesioner itu, baik banget ... makasih

Rabu, 11 Juni 2008

Belajar yuk ! ! !


Mas Sigit sahabat pembaca blog ini yang berasal dari Malang mengirimkan email Sent: Monday, June 09, 2008 11:18 PM. Isinya begini :

Dah baca2 di http://energialamsemesta.blogspot.com/
dr skian byk ilmu energi yg bank Yos ikuti mana yg bener2 bantu wujudkan impian mas?


Setelah membalas singkat email Mas Sigit, saya jadi kepikiran untuk membahas pertanyaan Mas Sigit di blog ini.

Saya menyakini bahwa untuk meraih apa yang saya impikan, membutuhkan banyak ilmu dan kemampuan. Dalam dunia manajemen, lazim mengenal istilah kompetensi.

Semakin banyak kompetensi yang dimiliki akan semakin memudahkan dan melancarkan jalan untuk meraih ‘impian’. Saya senang dengan pertanyaan dari Mas Sigit menggunakan kata ‘impian’, orang lain mungkin ingin menggunakan kata ‘kesuksesan’. Silahkan saja !

Sebelum menjawab secara khusus pertanyaan Mas Sigit, saya ingin memberikan analogi. Dalam mewujudkan impian saya di bidang pekerjaan saya pun membutuhkan banyak ilmu dan kemampuan.

Untuk pekerjaan saya, saya membutuhkan kemampuan yang sifatnya general berupa kompetensi manajemen, komputer, psikologi dan hukum ketenaga kerjaan. Yang bersifat khusus saya juga membutuhkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan.

Nah, kalau pertanyaan Mas Sigit ditujukan untuk bidang pekerjaan saya, mana kompetensi yang bener2 bantu wujudkan impian di pekerjaan saya ? Saya menjawab semuanya membantu sesuai proporsinya masing-masing.

Ibarat mau maju perang ( ini menurut saya yang orang awam ya hehehe ), saya membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai perang. Misalnya pengetahuan alat-alat perang, strategi perang, pengetahuan tentang medan perang dan sebagainya. Mana yang bener2 bantu ? Semuanya !

Demikian juga dengan ilmu energi, yang bermanfaat dalam mewujudkan impian hidup yang berbagai bidang pun saya membutuhkan ilmu energi yang cukup kalau tidak mau dikatakan banyak.

Mengapa begini, mengapa begitu hehehehe ?

Setelah mempelajari berbagai ilmu energi dan mempraktekkannya, saya belum menemukan ilmu energi yang sempurna. Sempurna bukan yang lagu grup band Andra and the backbone itu lho hehehe.

Pengertian sempurna yang saya maksudkan, ilmu energi yang kalau kita pelajari dan praktekkan sudah memenuhi semua kebutuhan kita secara lengkap. Mungkin itu juga arah pertanyaan Mas Sigit, sehingga kalau mempelajari satu saja ilmu energi akan menjawab harapan Mas Sigit.

Ilmu energi yang saya pelajari saat ini baik ilmu energi yang bersifat fisik ( Yoga, Prana, Meditasi ) ; metafisik ( Bio Energi, Prana Shakti ) maupun yang Fisika Quantum ( The Secret, Attractor Factor, Quantum Ikhlas ) memiliki karakteristik yang unik dan saling mengisi. Begitu juga ilmu energi yang modern menggunakan teknologi seperti binaural beat, brainwave, radio frequency, subliminal affirmation dll.

Dalam penggunaaannya sehari-hari pun dari berbagai ilmu energi saya mempergunakannya baik secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan atau istilah kerennya meng-kolaborasi-kan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Nah, usul saya kepada Mas Sigit ada baiknya mempelajari sebanyak mungkin ilmu energi yang ada. Masing-masing ada manfaatnya. Saya sendiri masih terus belajar.

Semuanya ?
Batasannya apa ?

Mungkin itu pertanyaan yang timbul di pikiran Anda. Anda semua tahu bahwa ilmu itu sangat banyak jumlahnya dan selalu berkembang. Anda sendiri juga memiliki hal-hal lain yang harus dikerjakan.

Anda sendiri yang harus menentukan batasan dan tolak ukurnya untuk hal-hal yang perlu pelajari. Kebutuhan Anda adalah filternya. Saya menyarankan Anda mencari informasi sebanyak dan selengkap mungkin sebelum memutuskan mempelajari yang mana.

Cari tahu pula, ilmu-ilmu energi yang ada itu masuk kelompok yang mana dengan melihat karakteristik dan manfaatnya. Anda yang memutuskan mana yang akan dipelajari.

Rabu, 04 Juni 2008

Telaga Hati Seluas Samudera




Cerita berikut ini selalu saya ingat kalau sedang resah atau gundah. Apalagi saat masalah begitu menghimpit seolah tak ada jalan keluar. Pun kalau menerima perlakuan yang tidak nyaman, perkataan yang menyakitkan hati atau untuk menyembuhkan luka-luka emosional.

Saya dengan senang hati membagikan cerita ini kepada sahabat-sahabat yang sedang gulana juga. Terakhir kali saya mengulang kembali cerita ini ke Nuri saat curhat kemarin. Semoga cerita ini bisa memberikan motivasi untuk menjadi pribadi yang tangguh.

Saya menjalani hidup ini menjadi lebih ringan dengan kelapangan hati melalui cerita ini.

Pada suatu hari datang seorang anak muda yang tengah dirundung banyak masalah pada seorang kakek bijak. Langkahnya gontai dan air muka yang muram. Tamu itu tampak sebagai seorang yang tidak bahagia.

Kala menceritakan semua masalahnya, pak tua bijak hanya mendengarkannya dengan seksama. Setelah itu ia mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam tersebut kegelas air dan diaduknya perlahan. Pak tua meminta anak muda meminumnya : “Coba minum air ini dan katakan bagaimana rasanya…”

“Asin. Asin sekali!”, jawab anak muda itu sambil memuntahkan air asin dari gelas itu”.

Pak tua hanya tersenyum. Ia lalu mengajak anak muda itu berjalan ke tepi telaga di hutan dekat tempat tinggalnya. Sesampainya di telaga, pak tua kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang untuk mengaduk-aduk air telaga itu. “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat anak muda itu selesai mereguk air itu, pak tua bertanya kembali : “Sekarang bagaimana rasanya?”.

“Segar”, sahut anak muda itu. “Apakah kamu merasakan garam dalam air telaga itu?” tanya pak tua lagi. Anak muda ini menjawab : “Tidak”.

Dengan bijak orang tua berkata : “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang banyaknya. Jumlah dan rasa asin itu adalah sama antara yang ada dalam gelas dan yang ditabur dalam telaga”.

“Tetapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari tempat dimana kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semua itu. Luaskan hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”.

Pak tua itu kembali memberikan nasehatnya. “Hatimu adalah wadahmu. Perasaanmu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan”.


sumber : tidak diketahui, dari email ke email

Senin, 02 Juni 2008

Managing People Effectively dari Peoplesight




Lebih kurang satu minggu saya menghilang tanpa pesan tanpa kabar. Hehehehe…
Kangen banget dengan blog kesayangan ini. Kangen juga berjumpa dengan Anda lagi. Penasaran ya, saya ke mana kemarin ?

Hari Senin, 26 Mei 2008 kemarin sedikit membantu kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham / Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di perusahaan saya bekerja. Maaf, karena menyangkut rahasia negara, saya tidak men-sharing-kan pengalaman di sana hehehe ...

Keesokan hari Selasa, begitu fajar menjelang seputaran jam 4 pagi bangun dan siap-siap untuk berangkat training. Saya harus menuju lokasi training di Via Renata, Puncak. Sedikit sebelum jam 5, saya mengawali perjalanan ke sana.

Perusahaan menjadwalkan in-house training bagi para manajer dan jabatan ke atasnya. Tema trainingnya, Managing Peole Effectively selama 4 hari 3 malam. Relatif lama waktunya, namun saya yakin pasti ada pertimbangan yang kuat untuk itu.

Mengawali training tersebut, sepanjang jalan saya membuat pikiran untuk relaks dan membuang kekuatiran untuk sementara tentang tugas-tugas kantor. Melihat jadwal yang sudah di-email sebelumnya saja membuat saya harus menyiapkan diri untuk kegiatan dari jam 8 pagi sampai 9 malam.

Selaku trainer adalah Bapak Daniel Dianto, pendiri dan Lead Facilitator Peoplesight. Peoplesight berasal dari 2 (dua) kata, people dan insight dan memiliki makna : sesuatu di dalam manusia / masyarakat yang mengilhami. Kata tersebut juga menjadi logo bersama tag line HR Total Solution Provider.

Pak Daniel memberikan pelatihan sepanjang hari sesuai jadwal. Setelah jam 9, para peserta dalam kelompok menyelesaikan tugas untuk pembahasan hari berikutnya. Pada umumnya kelompok menyelesaikan tugasnya pada jam 10 – 11 malam. Sementara di malam terakhir untuk mempersiapkan talent show di hari Jum’at, para peserta selesai pada jam 1 sampai 2 pagi.

Sepanjang training tersebut, untuk setiap materi saya mendapatkan insight-insight. Saya memperoleh insight-insight tersebut dari perpaduan role play bersama dalam kelompok sepanjang training dan materi yang disampaikan Pak Daniel.


People merupakan inti pokok “ Kekuatan atau Kelemahan “ sebuah organisasi. Bertolak dari hal tersebut maka managing people sangat dipengaruhi oleh style of leadership.

Insight pertama : bahwa menggunakan style of leadership yang utamanya bergaya otoriter, delegatif dan partisipatif sebaiknya disesuaikan dengan fase organisasi (PDCA). ‘Disesuaikan’ diwakilkan pada kata ‘relevan’ dan ‘flexible’. Sehingga style leadership pada setiap fase Plan, Do, Check dan Action adalah berbeda.

Insight kedua : ternyata sebelumnya saya bingung terhadap fase organisasi dengan fase departemental. Sederhananya dalam fase organisasi Do terdapat fase Plan Do Check dan Action untuk setiap departemen.

Insight ketiga bahwa fase organisasi Check bahwa tahapan untuk memberikan penghargaan atas prestasi dan usaha lebih serta kompetensi. Dalam fase ini sebaiknya menjadi Celebration yang sebaiknya dilaksanakan minimal dalam 3 – 6 sekali dan maksimal dalam 1 tahun sekali.

Insight lainnya : dalam setiap fase organisasi adalah untuk “memperoleh ( getting ) ” sesuatu pada setiap fase.


  • Fase Plan untuk getting Commitment


  • Fase Do untuk getting Achievement


  • Fase Check untuk getting Motivation


  • Fase Action untuk getting Improvement


Pada semua fase tersebut akan diperkuat oleh Team Building untuk getting Team Spirit.

Demikianlah, pokok-pokok utama dari training yang dapat saya sharingkan di sini.

DOA


Tulisan ini khusus doa untuk dipersembahkan kepada Tuhan, Sang Maha Segalanya :




Tuhan,

Engkau yang selalu mengasihi ciptaan-Mu…
Aku bersyukur atas semua karunia yang telah Engkau berikan …
Sejak di rahim Ibu yang Engkau berkati dengan penuh cinta …
Sampai lahir ke dunia ini dijaga dengan sayang dari Ayah …
Engkau berikan Adik yang begitu istimewa …

Sepanjang hidup, Engkau perlihatkan Keagungan- Mu, Tuhan…
Syukur ini sungguh besar setiap hari bangun dengan diri yang sehat …
Setiap napas begitu segar membawa bahagia atas lindungan-Mu …

Dari hari ke hari, aku merasakan hal-hal luar biasa Engkau ciptakan …
Sungguh pun aku hanya mampu berterima kasih …
Belajar untuk berbagi untuk sesama dari rahmat-Mu …

Engkau selalu ada untuk mengingatkan aku …
Agar aku menjaga diri dan perbuatanku …
Engkau selalu hadir menemani dan mendengarkan aku ...
Mengajariku tak henti-hentinya dengan pengalaman …

Doa ini Tuhan,
Mewakili syukur atas semua karunia dan berkat-MU …
Yang terus menerus Engkau limpahkan …

Terima kasih Tuhan !

Pembaca Nomor :

Twitter