Selasa, 28 Oktober 2008

GAJAHMADA - LANGIT KRESNA HARIADI


Judul buku : GAJAHMADA


Pengarang : LANGIT KRESNA HARIADI


Penerbit : TIGA SERANGKAI


Cetakan : KEEMPAT, 2006

Tebal buku : 582 halaman


Salah satu jejak kebesaran Nusantara tidak bisa dilepaskan dari masa kejayaan Majapahit. Majapahit melalui perjalanan sejarah yang panjang dan berdarah-darah. Dari dalamnya muncul nama Gajahmada, tokoh besar Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa dan menyatukan Nusantara.

Langit Kresna Hariadi atau yang dikenal dengan Elkaha mengajak pembaca kembali ke masa Majapahit melalui karyanya, GAJAHMADA.

Novel ini mengawali kisahnya dengan pertanda alam yang aneh, kabut yang semula mengemuli puncak Gunung Arjuno, Gunung Welirang dan Gunung Anjasmoro bergerak ke arah utara dan menyebar ke segenap sudut kotaraja Majapahit. Kabut juga dengan kejam membungkus wilayah di luar batas dinding kotaraja.

Ke sudut-sudut istana, Gajahmada – yang berpangkal bekel, tetapi memegang kendali penuh atas pasukan kawal istana yang memiliki nama menggetarkan , Bhayangkara – menyebar segenap prajuritnya untuk berada dalam kesiagaan tinggi.

Kabut yang turun benar-benar tebal. Mapatih Tadah yang telah sampai pada sebuah simpulan berdesir tajam. Arya Tadah menjadi tambah gelisah oleh kenangan terhadap tanda-tanda yang muncul di saat terjadi peristiwa-peristiwa besar. Malam menjelang kematian Ken Dedes misalnya, badai dan kabut tebal bahkan menyapu seluruh negeri.

Bekel Gajahmada menelengkan wajah. Karena tebal kabut bagai melumpuhkan indra penglihatannya, dengan sepenuh kesadaran bekel muda itu mengandalkan telinga.

Sebut aku Manjer Kawuryan,” jawab orang itu.

Aku bermaksud baik. Kau hanya memiliki waktu sangat sempit sejak saat sekarang. Karena, fajar menyingsing nanti pasukan segelar sepapan akan bergerak menggilas istana . “

Kekuatan dari mana yang akan menyerbu istana itu ?” tanya Gajahmada.

Namun, orang itu tidak menjawab. Dengan tenang ia berjalan menjauh meninggalkan Bekel Gajahmada.

Gajahmada menemui Patih Tadah dan menyampaikan informasi yang diperoleh. Patih Tadah memberikan wewenang untuk bertindak mengambil langkah-langkah penyelamatan jika benar terjadi tindakan makar.

Gajahmada mengadakan penyelidikan bersama pasukan dan telik sandi Bhayangkara terhadap pasukan Jalapati, Jalayuda dan Jala Rananggana. Kecurigaan ditujukan terhadap Temenggung Pujut Luntar yang memimpin pasukan Jala Rananggana.

Sementara Temenggung Banyak Sora terkejut dengan berita itu menyatakan akan menyelamatkan istana memimpin pasukan Jalapati bersama pasukan Bhayangkara. Sementara pimpinan pasukan Jalayuda, Temenggung Panji Watang tidak mau terlibat dalam persoalan makar. Panji Watang telah dihubungi dan dirayu oleh Rakrian Kuti untuk ikut dalam pemberontakan. Padahal, belum lama Rakrian Kuti dan beberapa orang kawannya telah mendapat anugerah dari Baginda Jayanegara sebagai Dharmaputera Winehsuka, diberi anugerah kebahagiaan.

Perjalanan Gajahmada dan pasukannya mencegah makar menjadi bagian kisah selanjutnya. Pemberontakan yang akhirnya pecah, Rakrian Kuti dengan para Dharmaputera Winehsuka menyerang istana dibantu Temenggung Pujut Luntar dan pasukannya, Jala Rananggana.

Peperangan antara pasukan Jala Rananggana yang menyerang melalui belakang istana disambut oleh pasukan Jalapati yang telah mengetahui rahasia serangan pemberontak dari telik sandi Bhayangkara. Perang yang menggila namun pasukan Jalapati berhasil menekan pasukan Jala Rananggana.

Ra Kuti yang melihat bahaya kekalahannya mencoba meminta bantuan Panji Watang, dengan imbalan Panji Watang akan menjadi Raja Majapahit apabila memenangkan peperangan.

Kemenangan yang hampir diraih pasukan Jalapati menumpas pemberontak harus musnah karena perkembangan tak terduga. Pasukan Jalayuda dipimpin Panji Watang menyerang pasukan Jalapati dan menggempur istana.

Panji Watang dan Banyak Sora belakangan terbunuh oleh panah Ra Kuti, saat keduanya sedang berbicara dengan Patih Tadah yang datang menghentikan perang. Ra Kuti mengambil alih dan memimpin pasukan Jalayuda menyerang.

Gajahmada dan pasukan Bhayangkara meloloskan Sri Jayanegara sesaat pintu istana berhasil dijebol pemberontak. Penyelamatan Sri Jayanegara keluar istana dan pengejaran oleh Ra Kuti yang tidak tenang menjadi raja sebelum Jayanegara ditangkap melanjutkan kisah selanjutnya.

Manjer Kawuryan yang memberikan informasi adanya anggota Bhayangkara yang menjadi kaki tangan Ra Kuti menambah kesulitan dalam pelarian Gajahmada menyelamatkan Jayanegara.

Apakah kaki tangan Ra Kuti dalam Bhayangkara berhasil diketahui kedoknya ?

Siapakah Manjer Kawuryan ?

Akankah Ra Kuti berhasil menjadi raja atau Jayanegara berhasil kembali ke tahtanya ?

Ikuti serunya GAJAHMADA ini akan membuat pembaca tidak akan menghentikannya sampai akhir cerita.

IF TOMORROW COMES


Judul buku : IF TOMORROW COMES - BILA ESOK TIBA

Pengarang : SIDNEY SHELDON

Alih bahasa : MILDAWANI SUSETYO

Penerbit : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Cetakan : KEDUA BELAS , JANUARI 2005

Tebal buku : 704 halaman


Apa hubungannya seorang karyawati Kepala Bagian sebuah bank dengan pembunuh dan pencuri profesional berpenghasilan jutaan dollar ? Mereka dihubungkan karena balas dendam, ketiganya itu bahkan orang yang sama.

Tracy Whitney sang karyawati Kepala Bagian di Philadelphia and Fidelity Bank, bank dengan jaringan internasional yang luas. Pekerjaan Tracy adalah mengutip kembali pemindahan kawat kiriman uang melalui komputer ke bank-bank lain. Setiap hari, jutaan dolar secara elektronis berpindah melalui tangan Tracy.

Tracy bertemu Charles Stanhope III pada suatu simposium Keuangan di mana Charles menjadi pembicara tamu. Ia menjalankan perusahaan semacam Badan Penanaman Modal yang didirikan oleh kakek buyutnya. Sejak awal Tracy telah tertarik pada Charles, meskipun ia tetap menjaga jarak karena sadar bahwa pria itu merupakan idaman dan incaran setiap wanita di Philadelphia.

Kini, ketika Tracy berjalan ke tempat kerjanya, orang di sepanjang jalan tersenyum, iri melihat kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Ia tersenyum kembali kepada mereka.

Betapa amat bahagianya aku saat ini, pikir Tracy Whitney. Aku akan menikah dengan pria yang kucintai, dan aku akan mempunyai anak darinya. Apalagi yang diinginkan seorang wanita selain hal itu ?

Bencana mulai menghampiri setelah makan malam bersama orang tua Charles. Jam di samping tempat tidur menunjukkan pukul 02.30 dinihari. Ia menyambar telepon, “Halo?”

“Saya Letnan Miller dari Kepolisian New Orleans. Apakah ini Nona Tracy Whitney ?”
“ Mengenai Ibu Anda “
“Ia meninggal, Nona Whitney. “

Rasanya tak mungkin ibunya meninggal. Ia selalu begitu penuh semangat hidup. Mereka mempunyai hubungan yang begitu dekat dan penuh kasih sayang. Ketika ayah Tracy meninggal, banyak tawaran dari orang-orang yang ingin membeli perusahaannya. Mereka menawari Doris Whitney sejumlah besar uang yang dapat dipakainya untuk menikmati sisa hidupnya, tetapi ia menolak mentah-mentah untuk menjual perusahaan suaminya.

“ Ia ditemukan bunuh diri.”

Surat yang ditinggalkan Doris Whitney pun tak memberi jawaban atas kematiannya. Otto Schmidt, pegawai perusahaan ayahnya yang setia menyampaikan jawaban itu. Ibunya telah ditipu oleh Joe Romano dengan menawarkan harga sepuluh kali lipat harga perusahaan. Joe adalah tangan kanan Anthony Orsatti, yang mengendalikan New Orleans.

“Romano memberinya pembayaran uang muka yang amat kecil. Ketika Romano mengambil alih perusahaan, ia menghasut orang-orang, dan memasukkan anak buahnya untuk menjalankan perusahaan. Kemudian ia mulai menghancurkan perusahaan. Ia menjual semua asset dan memesan banyak perlengkapan , lalu menjualnya lagi tapi tidak membayarnya.”

Kemarahan membuat Tracy menemui Joe dan menembaknya. Setelah penembakan itu, Tracy ditangkap polisi di bandara. Konspirasi busuk antara pengacaranya Perry Pope dan Hakim Henry Lawrence yang tanpa sepengetahuan Tracy adalah orang-orang Orsatti membuat Tracy dijatuhi hukuman penjara lima belas tahun.

Charles tidak dapat menerima skandal yang menyentuh keluarga Stanhope dan menolak membantu Tracy. Tracy menjalani hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Louisiana Selatan. Inilah neraka.

Malam pertama di penjara itu membuat Tracy yang bertahan dari pemerkosaan dari teman-teman wanita satu selnya, terbaring di lantai dengan genangan di sekelilingnya, wajahnya bekas dipukuli dan salah satu mata menutup karena bengkak.

Bagaimana Tracy dapat menjalani hari-harinya di penjara, bertahan dari para tahanan lain ?

Apakah Tracy berhasil melarikan diri dari penjara seperti rencananya ?

Tracy yang gagal melarikan diri bagaimana kemudian dapat bebas dari penjara ?

Apakah Tracy berhasil membalas dendamnya ?

Pembaca dapat menemukan jawabannya di IF TOMORROW COMES – BILA ESOK TIBA karya Sidney Sheldon sang Empu karya-karya best seller dengan 200 juta eksemplar bukunya sudah beredar di pasaran dan diterbitkan dalam 73 bahasa di 100 negara. LUAR BIASA ! ! !

Senin, 27 Oktober 2008

CENTHINI, Kekasih yang Tersembunyi ( dari Perancis )


Judul buku : CENTHINI, Kekasih yang Tersembunyi

Pengarang : Elizabeth D. Inandiak

Penerbit : Babad Alas

Cetakan : Juli 2008

Tebal buku : 444 halaman


Serat Centhini, sejatinya adalah maha karya sastra Jawa Klasik awal abad ke-19 dan memiliki nama lain Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga. Serat Centhini menghimpun segala macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa dengan empat ribu dua ratus halaman yang terdiri dari dua belas jilid, tujuh ratus dua puluh dua tembang, dua ratus ribu bait lebih.

CENTHINI, Kekasih yang Tersembunyi merupakan titisan dari Serat Centhini hasil proses yang mengagumkan. Buku ini karya Elizabeth D. Inandiak, penyair asal Lyon, Perancis. Sebelum mengalihbahasakan karya ini ke dalam bahasa Indonesia yang terbit Juli 2008, karya aslinya berjudul Les Chants de lile a dormir debout - le Livre de Centhini terbit 2002. Elizabeth memperoleh penghargaan Prix de La Francophonic pada tahun 2003.

Elizabeth terbentur kesulitan dengan rencana awalnya untuk membuat terjemahan Serat Centhini secara harfiah dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, lalu dari bahasa Indonesia ke bahasa Perancis. Bagi beberapa ahli Jawa, Serat Centhini adalah suatu karya yang terlalu suci untuk diterjemahkan, sedangkan bagi pakar-pakar yang lain, Serat Centhini terlalu kotor. Rupanya kerohanian yang terlalu tinggi dan syahwat yang terlalu bejat telah menghalangi penerjemahan Suluk yang patut dihormati ini.

Elizabeth pada akhirnya bertemu Ibu Sunaryati Sutanto, murid Dr. Zoemulder. Suluk raksasa Jawa ini tidak suci, tidak pula kotor bagi sastrawati itu, tetapi merupakan buku yang memuat semua yang nyata dan rekaan dalam kehidupan. Dari empat ribuan halaman, Ibu Sunaryati Sutanto dan Elizabeth menerjemahkan sekitar seribu halaman ke dalam bahasa Indonesia, lalu bahasa Perancis.

Setelah empat tahun kerja, seribu halaman yang telah diterjemahkan dengan susah payah ke dalam bahasa Perancis barulah merupakan rawa luas, yang dari dalamnya sekarang harta karun harus ditambang untuk diuntai kembali dalam kisah yang memesona.

Tambangraras adalah istri si tokoh utama, Amongraga yang bernama asli Jayengresmi. Centhini adalah nama abdi Tambangraras. Kenapa karya sastra Jawa yang terbesar ini dijuluki nama seorang pembantu, Centhini ? Elizabeth menuliskan “ seolah-olah kalbu Suluk Adiluhung Jawa itu adalah aku, si pelayan yang penuh pengabdian, karena aku ternyata merupakan satu-satunya yang cukup rendah hati sehingga berhasil dalam pencarian tertinggi yang dikejar Amongraga. Aku, Centhini, begitu melupakan diriku sendiri dan begitu mengabdi kepada para junjunganku sehingga aku akhirnya memudar, padu lebur dan larut, lenyap dari Suluk, pulang ke zatku yang sejati, Ilahi. “

Tembang awal Centhini mengisahkan serangan Sultan Agung terhadap Kekalifahan Giri yang menolak tunduk kepada Mataram. Sunan Giri ditangkap dan dibawa ke Mataram serta membuat anak-anaknya harus melarikan diri.

Pengembaraan anak-anak Sunan Giri : Jayengremi yang terpisah dengan kedua adik kandungnya Jayengsari dan Rancangkapti yang melengkapi kisah-kisah Centhini. Dalam pengembaraan itu mengisahkan berbagai ilmu pengetahuan dan kebudayaan Jawa yang kaya dan luar biasa.

Salah-satu pengetahuan mengisahkan sejarah Reog Ponorogo. Cebolang, salah satu tokoh dalam Centhini yang belakangan berjodoh dengan Rancangkapti, mendapatkan asal muasal reog dalam pertualangannya di Ponorogo.

Berasal dari tari sindiran yang diciptakan Ki Ageng Kutu diiringi awut-awutan kata yang ia jadikan sarana sangat kuat melawan Majapahit. Sang warok mengenakan topeng kepala macan dengan di atasnya melenggang seekor merak. Macan menggambarkan Raja Brawijaya yang tiap gerak dan pikirnya sejak itu dikendalikan oleh kaki tangan Cinanya, si merak.

Kisah-kisah syahwat pun tidak serta merta diceritakan dengan seronok dan vulgar belaka melainkan keindahan dan kesuciannya. Kisah ini terlihat pada kisah Jayengresmi yang berubah nama menjadi Amongraga sewaktu menikahi Tambangraras, setelah hari pernihakahnya memerlukan empat puluh hari sebelum melakukan hubungan suami istri.

Bulan menuju malam, Amongraga meniduri Tambangraras di ranjang bidadari dan membanjiri tubuhnya dengan air mata. Mereka mulai main asmara yang langka, tanpa aturan atau tujuan, tanpa kalah atau menang. Beberapa saat menjelang subuh, Tambangraras terlena dalam sanggama.

Perlahan Amongraga undur diri dari kelelapan sang istri dan menaruh dua bantal di kanan dan kiri kepalanya. Diselimutkannya kain peraduan ke atas tubuh telanjangnya bagai kafan sanggama mereka. Tiga surat ia tulis, yang pertama ditujukan kepada Tambangraras :

Kekasihku, di jalan ada jumpa dan sua kembali. Tetapi orang berjalan sendiri-sendiri. Kupikul ragaku menempuh kemegahan Suluk, dan kamulah tembang laras Suluk itu. Kamu mengira aku pergi padahal aku mengembara di dalam dirimu. “

CENTHINI, Kekasih yang Tersembunyi disadur dengan bahasa yang mengalir dan indah. Membacanya sendiri seolah-olah memasuki dimensi yang penuh pesona.

Senin, 13 Oktober 2008

MEREKA BILANG, SAYA MONYET - djenar maesa ayu


Judul buku : MEREKA BILANG, SAYA MONYET

Pengarang : djenar maesa ayu

Penerbit : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Cetakan : KETUJUH , DESEMBER 2004

Tebal buku : 150 halaman


Dalam usaha aku membaca segala jenis bacaan, satu ide mengantarku untuk membaca karya sastra. Setelah buku teks ( textbook ), aku biasanya menghindari karya sastra. Bosan ! Selain itu juga mengingatkan aku pada jaman sekolah yang mewajibkan membaca karya-karya sastra macam Siti Nurbaya, Layar Terkembang, Perawan Di Sarang Penyamun dan teman-teman berbagai angkatannya itu.

Setahun ini aku sengaja memaksa diri untuk membaca satu dua karya sastra. Pernah membaca satu yang levelnya berat macam Orhan Pamuk, langsung membuatku mual-mual. Karya lain yang lebih ringan dari Tanah Air tidak mampu menghilangkan rasa mual itu.

Kenekatan untuk belajar memahami karya sastra mengantarku bertemu MEREKA BILANG, SAYA MONYET karya Djenar Maesa Ayu. Aku berjodoh dengan buku iniberkat seorang sahabat yang meminjamkan beberapa buku sastra. Aku menyukai warna hijau pada cover buku ini.

Aku dapat menyelesaikan buku kumpulan cerpen ini sampai selesai tanpa cedera. Dari Daftar Isi di halaman xi buku ini memperlihatkan ada 11 cerpen dalam buku ini. Judul pada buku ini menjadi cerpen pertama dengan judul yang sama.

Sutardji Calzoum Bachri dalam Sekapur Sirih Sekedar Djenar di akhir buku ini menulis “…. Saya kira dengan pencapaiannya itu Djenar Maesa Ayu adalah salah satu cerpenis terkuat yang tampil dalam jajaran cerpenis yang bermunculan dalam masa sepuluh tahun terakhir.”

Setelah membacanya, saya menangkap kesan yang kuat dari Djenar untuk menabrak kemunafikan dan etika Timur. Sebagaimana Sutardji melihat Wong Asu, salah satu cerpen dalam buku ini sebagai cerpen yang berbentuk dialog ini bisa dilihat sebagai suatu monolog dari tokoh ‘saya’ yang berkisar tentang imajinasi/fiksi/cerpen, kemunafikan realitas dan posisinya sebagai pengarang.

Tabrakan etika ketimuran terlihat sekali dalam cerpen berjudul Wong Asu dan Namanya, … Kata ‘anjing’ dan ‘meXXX’ yang dalam keseharian masyarakat kita dipergunakan sebagai makian kasar dipergunakan dengan jelas dalam cerpen tersebut.

Di luar bahwa karya ini bagus dan sukses mengantar simbolisasi realisasi kehidupan masyarakat kita, saya justru melihat Djenar justru mengisi karyanya dengan kemunafikan untuk menghantam kemunafikan.

Djenar mungkin melihat karyanya untuk menyampaikan kemunafikan yang terjadi dalam realitas. Buat aku, kemunafikan itu hanya masalah sudut mana seseorang memandang suatu hal. Di sudut pandangku, mengatakan suatu dengan sindiran dan simbolisasi bukannya kemunafikan belaka ? Lebih jauh aku bertanya, perlu menyampaikan kemunafikan melalui makian walau secara tak langsung. Bentuk kemunafikan yang lain ?

Secara keseluruhan, aku menyukai buku ini. Aku juga menemukan format bercerita yang berbeda dalam cerpen berjudul SMS. Tak ada deskripsi yang dipergunakan dalam cerpen ini, hanya berisi SMS. Namun pesan cerita ini tersampaikan dengan menarik.


Anda mungkin punya pendapat sendiri. Untuk itu Anda perlu membaca sendiri karya yang menarik ini atau menonton versi visual berbentuk film dari buku ini dengan judul yang sama : MEREKA BILANG, SAYA MONYET !

Minggu, 05 Oktober 2008

review twilight - Stephenie Meyer


Judul buku : TWILIGHT

Pengarang : STEPHENIE MEYER

Alih bahasa : LILY DEVITA SARI

Penerbit : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Cetakan : KETIGA , SEPTEMBER 2008

Tebal buku : 520 halaman

Harga : Rp 60.000 ,-

Pertama melihat twilight tidak memunculkan keinginanku membacanya. Pertama karena tebal novel yang mencapai 500-an halaman. Belakangan ini aku sulit mengalokasikan waktu untuk membaca buku-buku yang tebal karena memprioritaskan beberapa hal.

Kedua karena melihat ringkasan di belakang novel ini : “ Pertama, Edward seorang vampir. “ Aku termasuk orang yang tidak tertarik dengan hal-hal berbau vampir. Dari sekian banyak film atau buku tentang vampir seperti Interview with Vampire, Drakula-nya Bram Stoker, aku tidak pernah tertarik membaca atau menontonnya.

Belakangan saya menonton film bertema vampir seperti Blade dan Van Helsing lebih karena daya tarik action dalam film tersebut.

Ketiga, masih karena ringkasan novel “ Dan ketiga, aku mencintainya . Dan cintaku padanya teramat dalam dan tanpa syarat. “ Cerita bertema cinta juga membuat aku rada alergi untuk mengikutinya. Terpengaruh cerita cinta ala Indonesia yang bercucuran air mata dan rayuan gombal.

Paduan yang sempurna tebal, vampir dan cinta membuatku sukses mengacuhkan novel yang sempat heboh di milis. Namun kalau jodoh tidak kemana hehehehe.

Dua minggu lalu saat aku membeli majalah CINEMAG terdapat trailer film dengan judul sama : twilight. Ada adegan dramatis seorang cowok ( belakangan aku mengetahui dari novel ini, bernama Edward seorang vampir ) dengan tangannya menahan mobil yang terbang menabrak ke arah seorang cewek ( Isabella Swan ).

Juga adegan sang cowok yang berterbangan dari pohon ke pohon sambil menggendong sang cewek. WAH ! Aku menyukai gaya film yang seperti ini. Film twilight rencananya akan ditayangkan pada akhir tahun 2008.Trailer itu yang akhirnya membuat aku memutuskan membeli dan membaca twilight. Jadilah akhirnya twilight menemani liburan panjang di lebaran ini.

Biar terlambat daripada menyesal tidak membaca karya yang bagus ini. Terlambat karena edisi pertama bahasa Indonesia-nya sudah terbit pada Maret 2008. Novel ini sendiri akan berlanjut pada novel lanjutanya berjudul : NEW MOON dan ECLIPSE ( baru diterbitkan akhir September ini ). Buku yang keempatnya sendiri : BREAKING DAWN menunggu untuk diterjemahkan.

Tokoh utama dalam twilight, ‘aku’ adalah Isabella Swan. Benci apabila orang memanggil namanya secara lengkap dan selalu mengenalkan namanya sebagai Bella.

Twilight mengawali cerita dengan Bella yang pulang ke Forks, sebuah kota kecil di Semenanjung Olympic di barat laut Washington. Bella benci Forks. Bella mencintai Phoenix. Bella mencintai matahari dan panasnya yang menyengat. Bella mencintai kotanya yang dashyat dan megah.

Sesuatu membuat Bella memilih meninggalkan ibunya di Phoenix dan memilih Forks bersama ayahnya. Renee, ibu Bella yang setelah bercerai dengan ayahnya memilih tinggal di Phoenix.

Ayah Bella bernama Charlie, Kepala Polisi Swan bagi orang-orang baik di Forks. Charlie menjemput Bella, membelikan mobil sebagai hadiah selamat datang dan sudah mendaftarkan Bella ke SMA.

Pertemuan Bella dengan Edward Cullen, salah satu dari keluarga Cullen telah membuat hidup Bella berubah lebih berwarna di Forks. Cowok lain bernama Mike Newton sejak awal kehadiran Bella selalu berusaha mendapatkan perhatian Bella.

Kalau mau jujur, semangat Bella pergi ke sekolah lebih karena akan bertemu Edward Cullen. Edward malah menjadi penyelamat jiwanya setelah kecelakaan yang ditimbulkan mobil Tyler Crowley, teman Bella di kelas Pemerintahan.

Pertemuan Bella dengan Jacob Black membawa legenda tentang asal muasal suku Quileute. Dan legenda itu membuka rahasia keluarga Cullen. Pada masa kakek buyut Jacob, mereka sudah mengenal pemimpinnya Carlisle, dr. Cullen – ayah keluarga Cullen.

Suku Quileute mengenal kelompok Carlisle sebagai yang berdarah dingin, peminum darah – vampir. Rahasia tersebut tidak menyurutkan cinta yang tumbuh di hati Bella, malah menjadi teramat dalam dan tanpa syarat.

Keluarga Cullen terdiri dr. Carlisle Cullen dan istrinya Esme Cullen dengan anak-anak angkatnya : Emmet Cullen, Rosalie Hale, Jasper Hale, Edward Cullen dan Alice Cullen. Mereka menjalani proses perubahan dari manusia menjadi vampir secara unik.

Edward Cullen setelah perubahan menjadi vampir selain memiliki peningkatan kemampuan fisik ditambah kemampuan khusus dapat membaca pikiran. Alice Cullen mendapat tambahan kemampuan khusus mengetahui kejadian di masa depan dan Jasper Hale dapat mengendalikan suasana.

Hubungan Bella dengan Edward tanpa disadari membawa Bella ke arah bahaya yang mengincar nyawanya. Hadirnya kelompok vampir lain – vampir pemburu : Laurent – James dan Victoria menginginkan Bella.

Kekuatan James membuat keluarga Cullen harus melakukan strategi untuk melindungi Bella. James dengan kecerdikannya memancing Bella memisahkan diri dari keluarga Cullen untuk menghabisinya.

Novel ini mengantar kisahnya dengan menarik dan mengalir lancar. Memikat namun penuh ketegangan di dalamnya. Hubungan cinta yang dibawakan dengan begitu alami dan dinamis. Sayang melepasnya sampai benar-benar di ujung cerita yang ditutup dengan romantis.

Sangat-sangat layak novel ini dipilih oleh :

A New York Times Editor’s Choice
A Publishers Weekly Best Book of the Year
An American Library Association Top Ten Books for Young Adults.

Pembaca Nomor :

Twitter