Senin, 31 Agustus 2009

resensi buku " Mengapa Departemen SDM Dibenci ? "



Pagi menjelang siang di awal September 2009 ini , Pak Parman mengantarkan buku dari Pak Purnosulianto, Plant Director tempat saya bekerja.

Buku tersebut berjudul “ Mengapa Departemen SDM Dibenci ? ” tulisan Steve Sudjatmiko dan PT Gramedia Pustaka Utama yang menerbitkannya Agustus 2009.

Judul ini membuat saya bernostalgia kembali saat bekerja di salah satu perusahaan sebelumnya dan saya mengingat kata-kata Boz saya ( sesungguhnya Biz hehehehe karena beliau seorang Ibu dan anggun ).

Beliau berkata “ Saya mendengar banyak orang tidak suka dengan departemen yang kamu pimpin !”

Greg ! Sempet deg-degan karena waktu itu saya baru bergabung di perusahaan tersebut.

Beliau kemudian melanjutkan “ Dan buat saya, itu membuktikan kamu telah bekerja dengan baik !“

Nah, lho ?

Mindset yang ada pada beliau, kalau SDM disukai banyak orang berarti SDM tersebut berpotensi memihak karyawan dan tidak membela kepentingan manajemen.

Namun buat saya, bekerja sebagai seorang praktisi SDM tidak terpengaruh pada disukai atau tidaknya karyawan. Bukan juga membela atau tidaknya pada kepentingan manajemen karena kepentingan karyawan akan berpengaruh pada kepentingan manajemen, demikian juga sebaliknya.

Perhatian saya adalah pencapaian visi misi perusahaan dengan pemenuhan hak dan kewajiban oleh semua pihak dengan baik, serta perkembangan yang bermanfaat.

Kalau pun saya pernah didemo karyawan dengan spanduk “ Yosandy lebih kejam dari sumanto ( masih ingat manusia pemakan manusia ? ) “ di awal saya bergabung di perusahaan tersebut bukanlah berarti saya kaku membela kepentingan manajemen.

Demikian juga 4 tahun kemudian menjelang saya akan pindah dari perusahaan tersebut, Ketua Serikat Pekerja dan jajaran pengurusnya bercanda “ Kami akan demo untuk menahan Bapak keluar dari perusahaan ini “, tidak berarti saya sedemikian memihak karyawan.

Namun saya hanya ingin membuktikan bahwa SDM bertanggung jawab menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan dan karyawan yang mengarah pada pencapaian tujuan bersama.

Buku ini mengingatkan saya pada masa itu dan menyadarkan saya bahwa masih ada perusahaan yang praktek Departemen SDM-nya belum berada di jalan yang benar *_* hehehehehe.

Steve Sudjatmiko menulis buku ini setebal 178 halaman ini dengan bahasa yang praktis dan mudah dipahami. Pada bagian pengantar, penulis mengisahkan pengalamannya yang tidak tidak menyenangkan dengan Manager SDM.

Pengelolaan karyawan telah sampai pada tahap manusia sebagai modal ( = human capital yang merupakan kombinasi sosial capital, knowledge capital dan personal capital ), bukan lagi sekedar sumber daya ( = human resource ).

Buku ini juga menjelaskan fungsi departemen SDM yaitu :

  1. SDM sebagai jembatan
  2. SDM sebagai pintu masuk
  3. SDM sebagai penyaring
  4. SDM sebagai polisi, jaksa dan hakim
  5. SDM sebagai sahabat karyawan
  6. SDM sebagai gerbang terakhir

Untuk bahan evaluasi dalam pengelolaan Departemen SDM, penulis menggambarkan pengalaman buruk dengan SDM dari para karyawan dan mengapa jengkel pada Departemen SDM.

Ada hal-hal yang dirasakan menjadi kelemahan dari praktisi SDM yaitu SDM kurang mengerti bisnis inti perusahaan, SDM tidak memiliki tujuan dan hasil yang jelas, SDM tidak menguasai pekerjaan inti SDM, proses SDM berbelit-belit, ketidak pedulian SDM terhadap karyawan, SDM tidak adil, SDM sok kuasa, dan SDM berpolitik.

Namun SDM juga menjadi korban karena dibenci dengan alasan yang tidak tepat yaitu Non-SDM tidak mengerti aktivitas SDM, SDM menjadi pembawa kabar buruk, SDM sebagai kambing hitam, SDM sebagai satpam bagi karyawan lain dan tingginya keluar masuk karyawan dianggap kesalahan SDM.

Untuk menjadikan SDM sebagai departemen yang dihargai dan dihormati karena kemampuan, profesionalitas dan kontribusinya, paling tidak ada 7 tujuan yang harus dicapai oleh departemen SDM :

  1. Dapat diandalkan
  2. Menjadi contoh bagi karyawan lain
  3. Karyawan lain merasa bahwa SDM peduli
  4. SDM mengerti bisnis organisasinya
  5. Lingkungan kerja yang menyenangkan
  6. Membangkitkan potensi karyawan
  7. Sistem yang dapat melahirkan juara-juara masa kini dan yang akan datang


Buku ini menjadi inspirasi yang menarik dan cepat bagi mereka yang membutuhkan pemantapan dan penyegaran untuk praktek SDM yang berkualitas. Tidak saja untuk mereka yang bekerja di bidang SDM tetapi semua bidang untuk lebih memahami dalam bekerja sama untuk suatu organisasi.

Demikian juga semua manager bidang apapun, karena setiap manager adalah manager SDM di tempat nya masing-masing.

Selamat membaca !


Jumat, 21 Agustus 2009

Kebahagiaan Berarti Kesempatan Istimewa dan Tanggung Jawab !


Saya melalui pembelajaran yang mudah dan mempermudah dari International Licensed Trainer of NLP (TM), Bapak Ronny F. Ronodirdjo - Sinergy Lintas Batas selama 7 hari penuh.

Hari ini genap juga kebahagiaan lulus sebagai International Licensed Practitioner of NLP ( TM ) approved by Dr. Richard Bandler / Co-Creator NLP (TM) USA and John La Valle - The Society of NLP (TM).

Plus Certified Communication Skill Practitioner dari Bapak Ronny F. Ronodirdjo - Sinergy Lintas Batas.

Saya sampaikan untuk Bapak Ronny F. Ronodirdjo, terima kasih yang mendalam atas pembelajaran istimewa yang mudah dan mempermudah !

Kebahagiaan ini bertambah karena ini adalah kesempatan istimewa untuk membantu siapapun di mana pun dengan penuh tanggung jawab.

salam cinta semesta,


Yosandy L. S. MPh., CH, CHt., LNLP

International Licensed Practitioner of NLP (TM)
Certified Communication Skills Practitioner

Certified Hypnotist & Hypnotherapist - IBH
Turbo Hypnotic Practitioner - TranzWorks


Founder of Celesta Multi Dimensi

TranceVision Life Coach & Hypnotherapist

Quantum Energy Master Healer

Rabu, 05 Agustus 2009

Rahmat Sang Pencipta !


Tuhan memberikan manusia :


indera tubuh untuk mendapatkan manfaat hidup yang sebaik-baiknya dan menambah kegembiraan;


pikiran untuk mendapatkan wawasan, ilmu, pengetahuan yang seluas-luasnya dan menambah kedamaian;


hati untuk mendapatkan kebijaksanaan hidup yang berkualitas dan menambah kebahagiaan;


jiwa untuk menjadi makhluk spiritual dan menambah pencerahan;


Bagi diri dan sesamanya serta sebagai tanda syukur kepada Sang Pencipta.

Pembaca Nomor :

Twitter