Senin, 22 Juni 2009
Kekuatan HATI – Seni Menata Hati
Seorang sahabat mengirimkan pesan melalui facebook, mengilhami saya menulis artikel ini. Sahabat saya mengatakan “... lagi pingin menata hati pak...dan lagi pingin belajar untuk bisa hening... “
Saya sempat menjawab untuk “...Coba baca Bukan Cinta Biasa dan Hati Seluas Samudra .... “ Namun belakangan saya menyadari banyak sahabat yang tidak mudah menerapkan Hati Seluas Samudra.
Mengapa begitu... mengapa begini ….? Hehehehe. Pertama, banyak sahabat yang sebenarnya tidak menyadari atau belum mengetahui apakah hati itu sebenarnya ? Dan sekaligus jawaban pertanyaan tadi juga menjadi jawaban di manakah letak hati yang dimaksud dalam Hati Seluas Samudra ?
Ketidak tahuan para sahabat yang menjadi penyebab banyak persoalan yang membutuhkan kekuatan HATI tidak dapat mengatasi persoalannya. Sang Maha Pencipta sudah menganugerahkan manusia banyak kekuatan dalam diri setiap manusia. Dua di antara kekuatan manusia adalah kekuatan PIKIRAN ( yang bersumber pada otak atau pikiran manusia ) dan kekuatan HATI ( yang bersumber pada HATI yang akan saya bahas di tulisan ini ).
Jadi apakah hati dan di manakah letaknya ? Menurut Erbe Sentanu, seorang Personal Transformation Coach dan Corporate Soul Consultant di banyak perusahaan besar, pada jaman dahulu para pakar Sumerian Assyrian menganggap manusia berpikir dan berperasaan dengan menggunakan organ hati (liver). Namun hal ini dibantah oleh Aristoteles yang beranggapan bahwa untuk berpikir dan berperasaan, manusia menggunakan jantung (heart).
Kedua pendapat ini membawa pengikut masing-masing sehingga penggunaan istilah liver berkembang ke daerah Selatan, terutama Asia, dan heart berkembang ke Utara, khususnya di Eropa.
Yang terjadi kemudian, penduduk belahan bumi selatan mengungkapkan perasaannya (“hatiku sangat senang”, sungguh menyesakkan hati” sambil menyentuh daerah hati atau liver, sementara penduduk belahan bumi utara menyentuh daerah jantung (“I love you with all my heart”, “My heart was broke”).
Namun perkembangannya kemudian semakin rancu, terutama di negeri kita. Heart yang dimaksudkan sebagai jantung diterjemahkan menjadi 'hati'. Maka ketika mengatakan “kau selalu ada di dalam hatiku” (You are always in my heart), yang selalu kita raba adalah daerah jantung (di dada) bukan hati (di ulu hati).
Pertanyaannya, betulkah (organ) hati yang merasakan ini? Betulkah (organ) hati yang berhubungan dengan otak ? Jawabnya: tidak. Jantunglah yang merasakan apa yang otak pikirkan. Ketika kita berpikir takut, jantunglah yang berdebar, bukan hati. Ketika pikiran Anda kacau atau stress (marah, cemas, dan sebagainya), maka pola irama jantung Anda menjadi tidak normal, dan bahkan bisa berakibat negatif pada kesehatan fisik Anda.
Meski sebelumnya tak diketahui, para ahli ilmu saraf sudah menemukan bahwa ada lebih dari 40 ribu sel (neuron) di jantung. Ini menandakan bahwa jantung memiliki sistem saraf sendiri yang sering disebut “otak di dalam jantung”.
Ilmu pengetahuan berhasil membuktikan bahwa kualitas elektromagnetik jantung 5000 kali lebih kuat daripada otak. Medan ini dapat diukur dengan magnetometer dengan jarak lebih dari 3 meter di luar badan fisik.
WOW ! Hebat sekali bukan, dari apa yang disampaikan Erbe Sentanu di atas kita memiliki kekuatan HATI yang luar biasa di samping kekuatan PIKIRAN (akan saya bahas terpisah di artikel mendatang).
Nah, berikutnya dengan medan kekuatan HATI yang begitu luar biasa dengan apakah sahabat akan mengisi hati tersebut ?
Dengan hal-hal yang positif atau hal-hal yang negatif ? Para sahabat yang sering berdiskusi dengan saya tentunya sudah sepakat yang dimaksud hal-hal yang positif adalah hal-hal yang bermanfaat sebaliknya hal-hal yang negatif adalah hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan merugikan.
Bayangkan jika sahabat pembaca mengisi HATI dengan hal-hal negatif sehingga kekuatan HATI menimbulkan hal-hal yang tidak bermanfaat / merugikan sebesar 5000 kali lebih parah. Sebaliknya jika mengisi HATI dengan hal-hal positif akan membawa manfaat sebesar 5000 kali lebih optimal.
Bila para sahabat mengisi PIKIRAN dengan 'syukur' misalnya, kekuatannya hanya 1 kali dibanding dengan para sahabat mengisi HATI dengan 'syukur' maka kekuatannya mencapai 5000 kali lipat. WOW !
Seringkali ( atau tanpa disadari ) banyak orang berpikir tentang syukur sehingga akhirnya syukur yang dalam Law of Attration sangat powerful menjadi tidak berfungsi karena syukur tersebut hanya berdasarkan unsur hitung-hitungan ( untung ruginya bersyukur ). Berpikir sudah bersyukur tentu berbeda dengan "perasaan bersyukur".
Namun bila syukur tersebut mengisi HATI maka dapat dibayangkan betapa POWERFUL-nya kekuatan 5000 kali lipat yang ditimbulkan kekuatan HATI tersebut.
Nah, bila Sang Maha Pencipta yang sudah memberi manusia anugerah HATI SELUAS SAMUDERA dan kita sudah mengisinya dengan hal-hal yang positif tentunya kekuatannya menjadi ISTIMEWA dan BERLIMPAH.
Apa saja hal-hal positif yang membuat HATI menjadi SUPREME POWER ? Hal-hal itu adalah SYUKUR, IKHLAS dan CINTA KASIH.
Saatnya bagi para sahabat yang sudah berpikir tentang SYUKUR, IKHLAS dan CINTA KASIH maka tiba saatnya sekarang untuk mengisi HATI dengan penuh perasaan SYUKUR, IKHLAS dan CINTA KASIH untuk kemudian membagikan kepada sesama dan lingkungan.
Dengan demikian hukum alam semesta akan mendukung langkah-langkah kita ( kata Profesor Yohanes Surya, mestakung = semesta mendukung ) dan hukum tertinggi, HUKUM TUHAN akan berjalan memenuhi hidup kita semua.
Minggu, 14 Juni 2009
Tersenyumlah ( tulus dari hati ) !
Rabu, 10 Juni 2009
Cerita Kehidupan tentang wortel, telur dan KOPI !
Selama melangkahkan kaki dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain, saya memang menemukan banyak hal. Salah satunya adalah respon karyawan menghadapi kondisi hidupnya entah itu di keluarga, lingkungan masyarakat dan pekerjaannya sendiri. Kadang mereka menamakan kondisi yang mereka hadapi sebagai kesulitan dan penderitaan.
Respon karyawan tersebut dapat ditemui tidak peduli skala perusahaannya. Entah itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, perusahaan besar dan perusahaan multinasional sekalipun.
Respon tersebut tidak bergantung pada pendidikan dan pengalaman mereka. Pun tidak mengenal jabatan dan strata sosial kehidupan mereka. Mereka memilih caranya masing-masing dalam merespon kondisi yang mereka hadapi.
Ada yang menghadapinya dengan kekakuan dan kekerasan. Ada yang menghadapinya dengan kelemahan dan kelembutan. Ada juga dengan apa adanya.
Respon tersebut mengingatkan saya cerita tentang wortel, telur dan kopi. Para pembaca tentu pernah membaca dan masih ingat ceritanya.
Wortel, telur dan kopi sama-sama dimasak dalam kesulitan dan penderitaan hidup.
Wortel mewakili mereka yang kuat, kaku atau keras.
Telur mewakili mereka yang lemah atau lemah lembut.
Kopi mewakili mereka yang apa adanya.
Setelah melalui dimasak dalam proses kehidupan :
Wortel justru menjadi lunak, lemah dan kehilangan kekuatannya.
Telur berubah menjadi hatinya mengeras, kaku dan tertutup.
Sedangkan KOPI justru memberi warna, rasa dan aroma wangi serta kenikmatan bagi lingkungannya.
Respon karyawan tersebut dapat ditemui tidak peduli skala perusahaannya. Entah itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, perusahaan besar dan perusahaan multinasional sekalipun.
Respon tersebut tidak bergantung pada pendidikan dan pengalaman mereka. Pun tidak mengenal jabatan dan strata sosial kehidupan mereka. Mereka memilih caranya masing-masing dalam merespon kondisi yang mereka hadapi.
Ada yang menghadapinya dengan kekakuan dan kekerasan. Ada yang menghadapinya dengan kelemahan dan kelembutan. Ada juga dengan apa adanya.
Respon tersebut mengingatkan saya cerita tentang wortel, telur dan kopi. Para pembaca tentu pernah membaca dan masih ingat ceritanya.
Wortel, telur dan kopi sama-sama dimasak dalam kesulitan dan penderitaan hidup.
Wortel mewakili mereka yang kuat, kaku atau keras.
Telur mewakili mereka yang lemah atau lemah lembut.
Kopi mewakili mereka yang apa adanya.
Setelah melalui dimasak dalam proses kehidupan :
Wortel justru menjadi lunak, lemah dan kehilangan kekuatannya.
Telur berubah menjadi hatinya mengeras, kaku dan tertutup.
Sedangkan KOPI justru memberi warna, rasa dan aroma wangi serta kenikmatan bagi lingkungannya.
Rabu, 03 Juni 2009
Dinosaurus versus Kecoa !
Dulu sewaktu mengikuti training Personal Power, Pak Wi bertanya tentang " Antara dinosaurus dan kecoa, mana yang berumur paling tua ? "
Saya berasumsi karena dinosaurus adalah binatang purba maka yang paling tua diantara keduanya adalah dinosaurus.
Namun ternyata asumsi tersebut salah. Kecoa adalah binatang yang lebih tua dari dinosaurus. Kecoa sudah ada 55 juta tahun sebelum dinosaurus. Foto di atas adalah fosil kecoa dengan nama Arthopleura Pustulatus.
Panjangnya 9 cm lebih panjang dari kecoa saat ini. Kecoa hidup sejak zaman Carboniferous, 290 juta sampai 350 juta tahun lalu. ( http://cegahsatwapunah08.blogspot.com/ ) Luar biasa !
Mengapa kecoa yang lebih dahulu tercipta dapat hidup sampai jaman sekarang dibandingkan dengan dinosaurus yang tercipta belakangan namun sudah PUNAH ?
Dinosaurus adalah binatang yang buas dan KAKU. Hidupnya dengan memangsa apapun yang bisa dimakan, dengan badannya yang besar dan bertenaga sanggup menghancurkan apapun yang ada di depannya. Dinosaurus punah karena gagal BERADAPTASI dan FLEXIBEL dengan lingkungannya. Namun, .....
Kecoa mampu bertahan dari KEPUNAHAN karena kemampuan ADAPTASI, FLEXIBEL dan EKOLOGIS dengan lingkungannya. Sahabat dapat melihat kemampuan ekologis kecoa modern yang bisa kita temui dari tempat yang paling kotor sampai tempat yang paling hygienis seperti di hotel berbintang 5 sekalipun.
Bahkan yang lebih LUAR BIASA, kecoa membawa berkah bagi manusia. Bagaimana bisa ? Kecoa menjadi sukses bagi sekelompok ilmuwan di India yang sedang mengembangkan tekhnologi jantung buatan.
Dengan menggunakan jantung kecoak sebagai model, sebuah prototype yang dihasilkan mampu memberikan sebuah jantung buatan yang lebih murah dan lebih bisa diandalkan untuk dicangkok dibanding dengan jantung buatan yang sekarang ada.
Kunci utama jantung buatan tersebut berkaitan dengan sistem pernafasan kecoak yang sangat unik. Kecoak memiliki 13 bilik pemompa darah, sedang manusia hanya memiliki 4.
Jika sebuah bilik jantung manusia mengalami kegagalan(tidak mampu memompa) maka dia akan mendapatkan serangan jantung yang sangat fatal, tapi dengan jantung yang memiliki 13 bilik ini, jantung akan tetap mampu memompa meskipun 1 bilik mengalami kerusakan. ( info dari http://apakabardunia.com )
Sahabat boleh mencontoh kemampuan kecoa yang mampu ADAPTASI, FLEKSIBEL dan EKOLOGIS sehingga dapat menghindari kepunahan dan mengembangkan diri dalam kehidupan sekaligus menjadi ANUGERAH bagi siapapun.
Langganan:
Postingan (Atom)