Selama melangkahkan kaki dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain, saya memang menemukan banyak hal. Salah satunya adalah respon karyawan menghadapi kondisi hidupnya entah itu di keluarga, lingkungan masyarakat dan pekerjaannya sendiri. Kadang mereka menamakan kondisi yang mereka hadapi sebagai kesulitan dan penderitaan.
Respon karyawan tersebut dapat ditemui tidak peduli skala perusahaannya. Entah itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, perusahaan besar dan perusahaan multinasional sekalipun.
Respon tersebut tidak bergantung pada pendidikan dan pengalaman mereka. Pun tidak mengenal jabatan dan strata sosial kehidupan mereka. Mereka memilih caranya masing-masing dalam merespon kondisi yang mereka hadapi.
Ada yang menghadapinya dengan kekakuan dan kekerasan. Ada yang menghadapinya dengan kelemahan dan kelembutan. Ada juga dengan apa adanya.
Respon tersebut mengingatkan saya cerita tentang wortel, telur dan kopi. Para pembaca tentu pernah membaca dan masih ingat ceritanya.
Wortel, telur dan kopi sama-sama dimasak dalam kesulitan dan penderitaan hidup.
Wortel mewakili mereka yang kuat, kaku atau keras.
Telur mewakili mereka yang lemah atau lemah lembut.
Kopi mewakili mereka yang apa adanya.
Setelah melalui dimasak dalam proses kehidupan :
Wortel justru menjadi lunak, lemah dan kehilangan kekuatannya.
Telur berubah menjadi hatinya mengeras, kaku dan tertutup.
Sedangkan KOPI justru memberi warna, rasa dan aroma wangi serta kenikmatan bagi lingkungannya.
Respon karyawan tersebut dapat ditemui tidak peduli skala perusahaannya. Entah itu perusahaan kecil, perusahaan menengah, perusahaan besar dan perusahaan multinasional sekalipun.
Respon tersebut tidak bergantung pada pendidikan dan pengalaman mereka. Pun tidak mengenal jabatan dan strata sosial kehidupan mereka. Mereka memilih caranya masing-masing dalam merespon kondisi yang mereka hadapi.
Ada yang menghadapinya dengan kekakuan dan kekerasan. Ada yang menghadapinya dengan kelemahan dan kelembutan. Ada juga dengan apa adanya.
Respon tersebut mengingatkan saya cerita tentang wortel, telur dan kopi. Para pembaca tentu pernah membaca dan masih ingat ceritanya.
Wortel, telur dan kopi sama-sama dimasak dalam kesulitan dan penderitaan hidup.
Wortel mewakili mereka yang kuat, kaku atau keras.
Telur mewakili mereka yang lemah atau lemah lembut.
Kopi mewakili mereka yang apa adanya.
Setelah melalui dimasak dalam proses kehidupan :
Wortel justru menjadi lunak, lemah dan kehilangan kekuatannya.
Telur berubah menjadi hatinya mengeras, kaku dan tertutup.
Sedangkan KOPI justru memberi warna, rasa dan aroma wangi serta kenikmatan bagi lingkungannya.
5 komentar:
Bozz... tulisan bagusnya boleh aku copy paste gak ke blog ku ?
Boss Argo.... saya malah senang kalo mau di-copy, wiz monggo :)
wah analogi yg mantafbb...
sy jg copy ke FB sy ya mas..:D
thx..
wah analogi yg mantafbb...
sy jg copy ke FB sy ya mas..:D
thx..
silahkan Mas Sigit, terima kasih atas kunjungannya ...
Posting Komentar