Masih tetap menggunakan gaya bahasa dan tata kalimat yang mengalir lancar sehingga tak terasa membaca berlembar-lembar dari awal sampai akhir. Dinamika ceritanya juga benar-benar mengajak pembacanya masuk ke dalam cerita yang berjalan.
Setidaknya gue mencatat 4 babak klimaks dalam novel ini yang berlangsung tegang namun seru. Sok tau ya gue wakakakakaka ! Ikuti cerita cinta dalam dinamika persoalannya juga. Kaya dengan tokoh yang berkarakter kuat.
Babak pertama. Pemeran utama wanita : Harsya Utami. Pemilik Tiara Puspa, wedding organizer yang berusia empat tahun Semarang namun cukup banyak pengalaman menangani pesta pernikahan. Dari mulai yang simpel dengan undangan hanya untuk kalangan terbatas, sampai resepsi mewah dengan ribuan undangan. Umumnya sukses.
Ini kali diminta mengurus pernikahan Karin, sahabatnya waktu SMA. Harsya dan Karin masuk dalam geng yang berlabel CHIC, Cewek Heboh Impian Cowok. Masih ada Umang, Tirsa dan Sonia di dalamnya.
Dan masa SMA pernah terjadi sumpah darah di antara anggota geng, sumpah darah. “Kami bersumpah, jika pada masa yang akan datang ternyata Karin menikah paling dulu, dengan sukarela dan tulus ikhlas, kami akan memakai kostum peri berbikini pada saat resepsi pernikahannya. Kalau kami ingkar, kami rela jadi perawan tua sampai mati!” Begitu bunyi sumpahnya.
Ternyata Karin-lah yang bakal menikah duluan dan menagih janji sahabat-sahabatnya. Karin menginginkan konsep pernikahan dengan setting The Little Mermaid. Namun yang membuat gila bukan sumpah darah, bukan juga setting The Little Mermaid. Figo Aryawiguna, calon suami Karin adalah pacar Harsya. Wah !
Harsya harus mengurus pernikahan pacarnya sendiri dengan sahabatnya. Cuma selingkuhan ! ? ! ? !
Babak kedua. Pemeran utama pria : Adra. Cowok blasteran Padang – Tionghoa – Turki, fotografer profesional yang juga pemegang saham Tiara Puspa selain Harsya ditambah Tante Lani, Jose dan Pak Bondan.
Tiga hari menjelang hari H, Karin menelepon. Dia menawarkan kesepakatan baru. Katanya, Harsya, Sonia, Tirsa dan Umang, tidak perlu pakai bikini dan sayap peri dan terbebas dari kutukan jika bisa membawa calon suami pada pestanya.
Kesepakatan tesebut membuat Harsya menjadikan Adra sebagai ‘calon suami’, korban konyol. Sandiwara tersebut menimbulkan bencana. Pertemuan Adra-Harsya di malam pernikahan Karin dengan orang tua Adra membuat Ibu Adra menelpon Mama Hasya. JEGERR !
Kelanjutannya, Mama Harsya yang datang dari Medan setelah pindah dari Semarang mengundang makan malam keluarga Adra. Adra menanggapi dengan serius dan duduk persis berhadapan dengan Papa dan Bapak Adra. “ Oom, kapan Oom siap ngelepas Harsya untuk saya ?” tanya Adra tiba-tiba.
Babak ketiga. Setelah hampir berhasil melenyapkan sosok Figo dan telah menjadi pacar resmi Adra, tanpa sengaja Harsya bertemu lagi dengan Figodi sebuah toko jam di mal.
Bencana lain akan timbul lagi dimulai dari mengiyakan permintaan ngopi bareng-nya Figo. Hanya keledai tolol yang bisa terperangkap dua kali pada jebakan yang sama. Sampai pertemuan demi pertemuan terjadi di antara mereka. Awalnya seperti kebetulan . Tapi makin lama memang disengaja. Disempat-sempatkan.
Akhirnya perselingkuhan itu tertangkap basah oleh Adra dan meninggalkan Harsya dengan sakit hati. Bagaimana dengan Karin yang mencium perselingkuhan suaminya.Lalu tiba-tiba Karin tertawa. “Ah, aku memang bego ya ? Bayangin aku minta kamu supaya nyelidikin selingkuan-nya Figo itu ! Dan bisa-bisanya kamu bilang sanggup.....”
Babak terakhir. Tapi sebelum semuanya terlambat, sebelum janur kuning melengkung dan tenda biru terpasang, Adra harus tau bahwa Harsya lebih mencintainya setengah mati.
Karena cinta. Pada Adra.
Aku harus memperjuangkan cintaku....
Aku harus memperjuangkan hidupku....
Aku harus memenangkan cintanya lagi.....
Dia yang terbaik bagiku....
Ikuti selanjutnya : penolakan Adra . Perjuangan cinta Harsya sampai menjelajah ke Taman Nasional Betung Kerihun di pedalaman Kalimantan sana. Akankah berhasil ?