Rabu, 27 Agustus 2008

resensi CINTA PAKET HEMAT - RETNI SB

Judul buku : CINTA PAKET HEMAT

Pengarang : RETNI SB

Penerbit : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Cetakan : PERTAMA, APRIL 2007

Tebal buku : 280 halaman

Harga : Rp 0 ,- ( hadiah dari Mbak Ike - GPU )




Gw membedakan antara ‘bagus’ dan ‘suka’. ‘Bagus’ buat gw adalah bila sesuatu memenuhi tata nilai tertentu. Buku yang ‘bagus’ buat gw berarti memenuhi tata nilai penulisan dan perbukuan. Namun lebih sering gw menganggap setiap buku itu pasti bagus karena dibuat dengan usaha dan gw belum bisa menghasilkan buku hehehehe….

Namun ‘suka’ adalah urusan lain, urusan gw pribadi dan subyektif. Bisa jadi satu buku emang bagus namun belum tentu gw suka.

CINTA PAKET HEMAT karya Retni SB, menurut gw ‘BAGUS’ dan gw ‘SUKA’. Gw suka novel-novel yang bermuatan dan berkarakter. Plot cerita yang dari awal berjalan mulus sampai terakhir. Mulus bukannya karena tidak melewati tanjakan dan jurang plot cerita namun berhasil dilewati dengan sukses. Novel ini mengakhiri cerita dengan happy ending, akhir yang umumnya disukai pembaca seperti gw.

Karya Retni SB adalah yang kedua setelah bukunya berjudul Metamorfosa Oase menjadi juara Lomba Novel Metropop.

“...gempa dengan kekuatan 5,9 skala richter ini telah meluluhlantakkan Yogya dan sekitarnya. Bantul mengalami kerusakan paling parah, sebagian besar bangunan ambruk dan korban jiwa pada hari ini diperkirakan lebih dari 600 jiwa....” Bencana di Yogya 27 Mei 2006 lewat menjadi pembuka novel ini.

Bencana yang akhirnya mengantarkan Pipit Astuti masuk ke bencana berikutnya. Pipit harus kehilangan kakak kandungnya Lia dan kakak iparnya Fadil yang turut menjadi korban dalam bencana tersebut. Lia dan Fadil adalah keluarga satu-satu di Jakarta sementara orang tuanya berada di Kalimantan.

Kehilangan itu meninggalkan imbas masalah superpenting. Warisan tanpa wasiat. L-I-O. Anak Lia dan Fadil. Masalahnya, Lio tidak normal. Dia penderita autisme infantil. Bocah yang kesulitan melakukan kontak dengan orang lain, seolah hidup di dunianya sendiri, tak bisa berkomunikasi, punya perilaku kombinasi defisit dan eksesif, punya kebiasaan aneh yang sering diulang-ulang, tahan berada dalam satu posisi tubuh sampai bermenit-menit macam patung, senang menyakiti diri sendiri dan banyak hal lain di luar kewajaran. Nah lho ? ? ?

Sedangkan Pipit Astuti ? 26 tahun. Wajah lumayan mesti tak selembut Dessy Ratnasari atau sesegar Agnes Monica. Pekerjaan cukup menjanjikan dengan kepribadian cukup menyenangkan. Bisa bersaing dengan ribuan perempuan yang berebut posisi dan eksistensi.

Buat Pipit mengasuh Lio membutuhkan banyak pengorbanan : ya waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan sudah pasti materi yang tak sedikit. Lio harus melakukan terapi rutin di sekolah khusus. Obat-obatan khusus. Dan penanganan khusus dari orang-orang terdekatnya. Dia harus selalu didampingi. 24 jam sehari. Tujuh hari seminggu.


Bantuan Bik Suni tidak mempermudah Pipit merawat Lio.Bik Suni hanya berdiri kebingungan saat Lio secara membabi buta membentur-benturkan kepalanya didinding.

Serumah dengan Lio dan Bik Suni ditambah Aries, oom Lio adiknya Fadil membuat Pipit menyadari kehidupannya berubah. Sangat berubah.

Pontang-panting mengurus Lio membuat pekerjaan Pipit kacau dan dipecat. Hubungannya dengan Aries yang sebentar cerah sebentar mendung menimbulkan perasaan di ujung hatinya. Penolakan Aries dan hadirnya Amy teman Aries dalam kehidupan mereka menambah warna warni kehidupan Pipit.

Pak Sapta mantan atasan Pipit yang kemudian hadir kembali meminta Pipit membantu usaha XXX Banana yang dimilikinya. Hubungan Pak Sapta – Pipit yang semakin dekat membuat Aries cemburu. Belum lagi dampak bagi Lio yang menjadi berkurang perhatian dari Pipit.

Membaca sendiri CINTA PAKET HEMAT akan memberikan pelajaran tersendiri, terutama bagi orang-orang yang merasa hidupnya paling menderita di dunia. Pembaca akan dibawa mengalami dinamika yang mencerahkan.

Karya ini seharusnya menjadi BEST SELLER. Ada sedikit gangguan kecil : judulnya tidak cukup menjual. Dari isi dan plot cerita sudah kuat dan berkarakter. Tidak mudah ditebak dan menimbulkan rasa penasaran untuk membaca halaman demi halaman. Tidak demikian dengan judulnya yang membuat calon pembacanya mencoba menebak sendiri arah ceritanya dan tidak menimbulkan rasa penasaran.

Selebihnya, buku ini ISTIMEWA !

13 komentar:

rina mengatakan...

hai, salam kenal Yos (?). Nice review =) Nti saya cari deh bukunya

Ika Nuri mengatakan...

Reviewnya juga bagus, kok. Makin matang saja, siap-siap untuk di rekrut sama Mba Ike, khusus me-riview buku-buku baru, he he he.

Yosandy Lip San mengatakan...

Salam kenal juga Rina ...
Selamat membaca deh kalau begitu ... bagus ceritanya ....

Yosandy Lip San mengatakan...

Makasih pujiannya :)
kuping tambah lebar aja ...
Kan emang dah direkrut Mbak Ike ...hehehehe

Ika Nuri mengatakan...

Sip deh, ditunggu undangan makan-makannya, he he he.

Yosandy Lip San mengatakan...

Lho kok makan-makan :)
hubungannya apa ya ? :P

rina mengatakan...

Thanks ya Yos, for dropping by. Dan minta ijin juga buat nge-link blog ini ya =)

Yosandy Lip San mengatakan...

Makasih ya Rina diijinkan link ke blog dirimu ...
Seneng banget gw dan menjadi kebanggaan, blog ini dijadiin link oleh dirimu ...

rina mengatakan...

Haha, sama-sama lagi. Yos, lo suka nulis juga? Nulis apa? Kapan-kapan, kita share ya =) Siapa tahu sama-sama bisa belajar banyak. Btw, lagi baca buku apa nih?

Ika Nuri mengatakan...

Honor dari Mba Ike, he he he.

Yosandy Lip San mengatakan...

baru nyoba nulis di blog aja....
bikin buku masih mimpi....
mau banget kalo lo share ke gw ...
gw yang belajar dari lo ....
kalo yang dibaca lagi banyak neh ...
kejar tayang... hehehehehe

rina mengatakan...

Tapi resensi lo bagus lho ;-) haha, belum dicoba aja kali. Soalnya baca resensi lo bahasanya juga ngalir kok

Yosandy Lip San mengatakan...

waduh langsung melayang terbang ke langit deh dipuji ma Rina .....
masih belajar kok

Pembaca Nomor :

Twitter