Sabtu, 06 September 2008

Training Train the Trainers - R.H. Wiwoho








Hari Jum'at dan Sabtu barusan gue senang banget mendapat kesempatan training di INDONLP. Bapak R. H. Wiwoho atau biasa dipanggil Pak Wi adalah founder dari INDONLP, pelopor NLP di Indonesia.

Pak Wi adalah trainer favorit yang gue kagumi. Training ini dilaksankan di The Belleza Permata Hijau Lantai 8 yang juga menjadi kantor INDONLP.

Selaku edukator dalam memberikan pelatihan Pak Wi memastikan ilmu yang diberikan diterima dengan baik oleh peserta. Banyak humor yang disampaikan sehingga pelatihan menjadi mudah dipahami.

Salah satu yang saya sukai dari cara pengajaran Pak Wi adalah penggunaan metafora. Ini salah salah metafora yang Pak Wi ceritakan dalam training kemarin untuk menghadapi berbagai pandangan orang terhadap kita.

Alkisah pada jaman belum ada kendaraan bermotor, mobil atau motor, orang-orang menggunakan kuda sebagai transportasi pada jaman itu.

Ada seorang Pak Tani yang memiliki kuda tua, sementara kebutuhannya menuntut untuk menggunakan kuda yang masih muda dan kuat. Pak Tani berniat menjual kuda tua tersebut dan membeli kuda muda dengan menambah uang.

Tempat penjualan kuda tersebut jauh dan harus melewati beberapa desa untuk sampai di tempat tersebut. Maka Pak Tani berangkat untuk menjual kuda tuanya bersama anaknya yang masih kecil dengan menungangi kuda tuanya.

Melewati desa pertama, penduduk di sana melihat Pak Tani dan anaknya bersama-sama menunggang kuda tua. Orang di desa itu mengatakan " Dasar kejam, kuda sudah tua masih ditunggangi berdua !"

Mendengar kata orang itu, Pak Tani turun dan meneruskan perjalanan berikutnya dengan anaknya yang masih kecil menunggangi kudanya.

Di desa kedua, orang mengatakan "Anak kurang ajar, enak-enak naik kuda Bapaknya dibiarkan jalan kaki !" Akhirnya Pak Tani menurunkan anaknya untuk berjalan kaki dan dia sendiri menaiki kuda meneruskan perjalanan.

Sesampainya di desa ketiga, Pak Tani disambut dengan pandangan heran dan mendengar orang berkata "Bapak gak tau diri, naik kuda sendiri sementara anaknya jalan kaki " Kembali Pak Tani turun dan bersama anaknya berjalan kaki dengan menuntun kuda.

Mendekati desa berikutnya, Pak Tani dan anaknya disambut dengan perkataan "Bapak dan anak yang bodoh, punya kuda kok jalan kaki !" Jengkel mendengar omongan orang tersebut, Pak Tani mengangkat kuda tuanya dan memanggulnya menuju tempat penjualan kuda.

Sampai di tempat penjualan kuda, tukang penjual kuda berkata kepada Pak Tani " Bapak gila ya, mau-maunya mengangkat kuda sampai di sini ! ! ! "

Ayo, pusing kan mau denger yang mana ?

Pesan metafora tersebut : apapun yang kita lakukan akan dipandang salah oleh orang lain. Kitalah yang tahu alasan kita melakukan sesuatu.

9 komentar:

Lemariku mengatakan...

Wah, pastinya nice learning, ya. :)

Jadi ingat wejangan yang pernah kau sampaikan. "Lakukan hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain". :)

Yosandy Lip San mengatakan...

wejangan ? masa ya ... kayak kakek-kakek aja ngasih wejangan :)

Ika Nuri mengatakan...

Wih, cool...

Ada kakeke-kakek yang sesegar dan mempesona gini, ya. =p

Yosandy Lip San mengatakan...

coolcas.... segar kayak ikan....
pesona wisata di mana :D

rina mengatakan...

Yos, ditunggu lagi lho review bukunya ;-)

rina mengatakan...

Yos, ditunggu lagi lho review bukunya ;-)

Yosandy Lip San mengatakan...

tunggu ya... lagi dipinjem ma K buku-buku fiksinya....

Ika Nuri mengatakan...

Benarkan aku bilang, pasti ada deh penggemar jenis tulisanmu. :)

Yosandy Lip San mengatakan...

:D buat meningkatkan motivasi membuat review ....

Pembaca Nomor :

Twitter