Guru saya, Pak Ronny F. Ronodirdjo di web-nya lingkarloa ( loa = law of attraction ) pernah membahas scarcity mentality pada pengendara di jalan, baik sepeda motor, mobil pribadi dari mobil biasa sampai mobil mewah, angkutan umum seperti angkot, metromini, bus sampai trans-Jakarta.
Pak Ronny F. Ronodirdjo menulis “ Scarcity mentality / felling of lack adalah suatu situasi dimana seseorang merasa berkekurangan, merasa takut untuk tidak mendapatkan (tidak kebagian), merasa takut berbagi (sehingga menjadi pelit), merasa sulit untuk percaya bahwa ada cukup banyak sumberdaya di muka bumi (alam semesta ini berkekurangan, semua adalah langka). “
Para pengendara dengan scarcity mentality tidak ikhlas memberikan jalan yang ingin pindah jalur atau belok dengan mendahului. Mungkin mereka merasa sudah antri ada kendaraan yang menyerobot mendahului, ditambah lagi jalanan jakarta yang kalau sudah macet bisa membuat pengendara jadi naik darah.
Pengamatan saya selama setahun terakhir ini malah lebih parah dari scarcity mentality. Coba perhatikan kalau sedang dalam kendaraan, ada kendaraan yang sengaja berjalan lambat menghambat atau menghalangi kendaraan di belakangnya padahal jalan di depannya kosong. Hal ini terjadi baik di jalan biasa maupun jalan tol.
Yang menggelikan ada kendaraan penghambat seperti itu ada marah kalau didahului, mereka dengan sengaja menyalakan lampu ‘tembak’ atau membunyikan klakson. Ajaib kan ? Apalagi kalau kendaraan yang dibelakangnya memberi tanda untuk mendahului, mereka yang lebih marah dan membuat tingkah-tingkah berlebihan untuk menghalang-halangi kendaraan lain.
Kalau sudah ketemu pengendara yang seperti itu memang menjengkelkan, namun pengendara tersebut dapat kita jadikan ujian seberapa besar abundance mentality dalam diri kita. Bahwa kita merasa alam semesta ini begitu berkelimpahan sehingga kita juga semakin berkelimpahan dengan mengikhlaskan para pengendara tersebut.
Di sisi lain, sebenarnya para pengendara dengan mental penghambat tersebut perlu dikasihani. Mengapa ? Kemungkinan besar mereka tidak tahu bekerjanya law of attraction. Dengan mental menghambat atau menghalangi tersebut justru mereka menarik/attract hambatan-hambatan yang semakin besar kepada diri mereka. Hidup mereka akan dipenuhi dengan hambatan-hambatan dan lebih kasihannya adalah kalau perilaku mereka sampai menghambat rejeki mereka.
Pak Ronny F. Ronodirdjo menulis “ Scarcity mentality / felling of lack adalah suatu situasi dimana seseorang merasa berkekurangan, merasa takut untuk tidak mendapatkan (tidak kebagian), merasa takut berbagi (sehingga menjadi pelit), merasa sulit untuk percaya bahwa ada cukup banyak sumberdaya di muka bumi (alam semesta ini berkekurangan, semua adalah langka). “
Para pengendara dengan scarcity mentality tidak ikhlas memberikan jalan yang ingin pindah jalur atau belok dengan mendahului. Mungkin mereka merasa sudah antri ada kendaraan yang menyerobot mendahului, ditambah lagi jalanan jakarta yang kalau sudah macet bisa membuat pengendara jadi naik darah.
Pengamatan saya selama setahun terakhir ini malah lebih parah dari scarcity mentality. Coba perhatikan kalau sedang dalam kendaraan, ada kendaraan yang sengaja berjalan lambat menghambat atau menghalangi kendaraan di belakangnya padahal jalan di depannya kosong. Hal ini terjadi baik di jalan biasa maupun jalan tol.
Yang menggelikan ada kendaraan penghambat seperti itu ada marah kalau didahului, mereka dengan sengaja menyalakan lampu ‘tembak’ atau membunyikan klakson. Ajaib kan ? Apalagi kalau kendaraan yang dibelakangnya memberi tanda untuk mendahului, mereka yang lebih marah dan membuat tingkah-tingkah berlebihan untuk menghalang-halangi kendaraan lain.
Kalau sudah ketemu pengendara yang seperti itu memang menjengkelkan, namun pengendara tersebut dapat kita jadikan ujian seberapa besar abundance mentality dalam diri kita. Bahwa kita merasa alam semesta ini begitu berkelimpahan sehingga kita juga semakin berkelimpahan dengan mengikhlaskan para pengendara tersebut.
Di sisi lain, sebenarnya para pengendara dengan mental penghambat tersebut perlu dikasihani. Mengapa ? Kemungkinan besar mereka tidak tahu bekerjanya law of attraction. Dengan mental menghambat atau menghalangi tersebut justru mereka menarik/attract hambatan-hambatan yang semakin besar kepada diri mereka. Hidup mereka akan dipenuhi dengan hambatan-hambatan dan lebih kasihannya adalah kalau perilaku mereka sampai menghambat rejeki mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar