Rabu, 06 Mei 2009

STEAK BABI atau KENTANG GOSONG ? ? ? ? ?


Mas Pri salah satu tim saya di kantor yang dulu, hari ini mengirimkan cerita mengenai "steak babi ". Kuatir Mas Pri terkena sindrom "steak babi" saya sharing-kan satu cerita setelahnya, berjudul "kentang gosong".

Pilihan ada ditangan Anda, mau menjadi "steak babi" atau "kentang gosong".



STEAK BABI

Adalah seekor babi yang serba bisa di sebuah peternakan. Setiap pagi babi itu mengikuti ayam jantan berkokok untuk membangunkan majikannya. Dia belajar kaya kucing untuk menangkap tikus yang suka merusak. (kata kucing," untung aku bukan tikus itu")

Binatang2 yang laen bertanya ama si Babi, kenapa dia begitu "kaypo", ikut campur dalam banyak hal.

(si Babi bilang: " Kalian ini binatang2 bodoh, kalo ga banyak kemampuan gimana bisa tetap bertahan di masyarakat di zaman sekarang ini?"

Tetapi satu hari, si Majikan datang dan babi tersebut ditangkapnya dan mau dipersiapkan untuk disembelih. Tetapi babi itu rasa2nya tidak percaya. Dan babi itupun akhirnya bertanya kepada majikannya, " Aku begitu banyak kemampuan, dan sudah banyak membantumu dalam banyak hal, kenapa Engkau mau menyembelihku?"

Majikan tersebut cuma menjawab, " Ga ada alasan khusus, aku cuma pengen makan steak babi"
Majikan hanya melihat dari apa yang seharusnya anda lakukan, bukan dari apa yang bisa Anda lakukan.

(Kalo bos lagi mau “sembelih” orang, kapan aja bisa dan siapa aja bisa jadi “korban”. Jadi cukup lakukan apa saja yang seharusnya Anda lakukan, karena semua itu bisa jadi ga dihargai bos)




KENTANG GOSONG

Ada seorang pakar wine ( minuman beraroma anggur ) mengatakan bahwa ada saatnya kita mencicipi wine yang kurang bermutu. Luangkan diri untuk menenggak wine kelas dua, ujarnya. Cicipi dan rasakan yang lebih buruk. Dengan melakukan hal ini, katanya kita akan sungguh-sungguh merasakan perbedaannya ketika disajikan wine yang benar-benar bermutu.

Kita mungkin kerap mendengar banyak terapis menceritakan kisah "kentang gosong" yang merupakan perumpamaan buat orang-orang yang SELALU memberi diri mereka sendiri makanan kelas dua dan TIDAK PERNAH merasakan makanan yang benar-benar kualitas kelas atas. Kiasan ini mengacu pada kejadian saat koki restoran memanggang kentang terlalu lama serta membuatnya gosong dan bagian yang gosong inilah yang disimpan untuk dia makan.

Kelompok orang yang mengidap "sindroma kentang gosong" tidak pernah mengambil potongan kentang terbaik untuk diri mereka sendiri. Tidak juga membaginya pada orang lain. "Bila ada orang yang pantas memperoleh kentang gosong, akulah orang yang paling tepat," pikir mereka.

Sindroma kentang gosong adalah analogi bagi seseorang yang selalu memperlakukan diri mereka sendiri pada posisi yang lebih rendah daripada orang lain, posisi kedua. Dari sudut pandang lain, sindroma ini juga mempresentasikan cara kita memperlakukan diri sendiri.

Meskipun tidak ada cara menenggak satu sloki wine atau mengunyah kentang yang "benar", karena pilihan kita yang berlainanlah yang membuat kita unik dan khas sebagai individu, namun barangkali ada cara-cara yang "lebih baik" dalam menentukan pilihan. Cara yang lebih menunjukkan rasa peduli serta sayang pada diri sendiri dan pada saat yang sama tidak menyakiti atau mengambil hak orang lain.

Kembali pada kisah sang ahli wine yang menyarankan bahwa sekali-kali orang harus mencicipi wine kelas dua agar bisa merasakan nikmatnya wine kelas satu, akhirnya ia menyadari kekeliruannya. Ia sadar bahwa hidupnya di dunia terbatas. Ia menghitung bahwa dalam sisa hidupnya ia hanya bisa menenggak 5000 sloki wine lagi, makan 3000 potong kentang lagi dan bercinta sebanyak 2000 kali lagi.

Atas pertimbangan itulah, kebiasaannya kini berubah. Katanya : "MULAI HARI INI, AKU BERHAK MENDAPATKAN YANG TERBAIK UNTUK DIRIKU."

Tidak ada komentar:

Pembaca Nomor :

Twitter