Judul buku : THE CELESTINE VISION
Pengarang : JAMES REDFIELD
Alih bahasa : ROSEMARY KESAULY
Penerbit : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Cetakan : PERTAMA, JUNI 2008
Tebal buku : 312 halaman
Harga : Rp 0 ,- ( hadiah dari Mbak Ike - GPU )
Setahun yang lalu saat membaca Megatrend 2010 tulisan Patricia Aburdene saya menemukan suatu kejutan bahwa kebutuhan spiritual sudah meluas sampai tataran korporasi. Kebutuhan spiritual tidak lagi menjadi kebutuhan personal orang per orang tetapi telah menjadi fokus perhatian korporasi.
Megatrend 2010 menggambarkan segala bidang kehidupan selama satu dekade ke depan. Saya sempat berasumsi Megatrend 2010 akan banyak mengungkap perkembangan ekonomi dan strategi bisnis semata. Namun menjadi kejutan, saya menemukan bahwa isu penting selama satu dekade ke depan adalah “kesadaran kapitalisme” atau “consious capitalism”.
Kesadaran kapitalisme merupakan ide multidimensi tentang pengelolaan korporasi dengan mentransformasikan dan mengintegrasikan nilai social, ekonomi dan spiritual dalam bisnis. Dengan demikian manajemen kepempimpinan perlu menambah satu leadership style yaitu spiritual leadership.
Di Indonesia, masuknya nilai-nilai spiritual dalam korporasi berhasil ditransfromasikan dengan sukses bahkan fenomenal oleh Ary Ginanjar Agustian. Transformasi tersebut bernama ESQ Leadership menjadi lembaga pelatihan kepemimpinan yang memberikan pelatihan pengembangan SDM yang menggabungkan kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual.
Bagi Anda yang menyadari pentingnya kehadiran spiritual di segala bidang kehidupan dan merindukan bacaan-bacaan bertemakan spiritual, The Celestine Vision akan menjadi salah-satu buku spiritual yang memberikan inspirasi.
Kalau di Megatrend 2010 saya menemukan kejutan, pada The Celestine Vision tulisan James Redfield saya juga mengalami kejutan. The Celestine Vision ini sendiri menjadi buku keempat tulisan James Redfield yang saya tahu setelah The Celestine Prophecy, The Tenth Insight dan The Secret of Shambala.
Saya mendapatkan The Celestine Vision dan The Celetine Prophecy pada saat yang bersamaan. Saya berpikir karena saya belum mendapatkan The Tenth Insight dan The Secret of Shambala, saya membaca The Celestine Vision terlebih dahulu dan buku lainnya dengan urutan terbalik sehingga akan menjadikan bacaan flash back.
Namun kenyataannya The Celestine Vision mengejutkan saya dengan menghadirkan format tulisan nonfiksi dan bukan fiksi seperti ketiga buku lainnya. Melihat dari ukuran bukunya yang sama dengan ukuran buku fiksi, saya jadi terkecoh.
Namun justru kejutan tersebut dan pilihan saya membacanya terlebih dahulu menjadi pilihan yang tepat. Dalam The Celestine Vision, James Redfield menuturkan pemikiran-pemikirannya dan tokoh-tokoh lain mengenai kehidupan dan kaitannya dengan perkembangan spiritual.
Di bab awal, kita akan menemukan latar belakang dan proses di balik penulisan The Celestine Prophecy. James Redfield mengatakan “Kita tahu bahwa kehidupan-seperti-biasa tampaknya kehilangan sesuatu yang bisa dicapai melalui pengalaman batin yang transformatif, perubahan nyata dalam cara kita memandang diri sendiri dan memandang hidup yang menghasilkan identitas pribadi yang lebih tinggi dan lebih spiritual. Usaha untuk menggambarkan proses psikologis ini menjadi dasar Manuskrip Celestine”.
Dalam rutinitas hidup kita sehari-hari seringkali kita menemukan berbagai kebetulan bermakna. Kita mungkin sedang memikirkan seorang teman lama dan keesokan harinya kita bertemu dengannya. Abraham Lincoln mengalami kebetulan bermakna yang membawanya memenuhi tujuan hidupnya yang luar biasa dengan memberi uang seorang pedagang keliling yang sedang dalam kesulitan besar.
Dari pedagang tersebut, Lincoln mendapatkan segentong tua penuh barang yang sebagian besar rongsokan. Beberapa saat setelahnya, ketika membersihkan gentong tersebut Lincoln menemukan satu set lengkap buku-buku hukum yang kemudian ia pelajari untuk menjadi pengacara.
Psikolog Swiss Carl Jung menyebutkan fenomena tersebut sebagai sinkronisitas. Jung berpendapat sinkronisitas adalah prinsip sebab-akibat dalam alam semesta, hukum yang menggerakkan umat manusia menuju pertumbuhan kesadaran yang lebih besar.
Pengalaman sinkronistik penting lain adalah ketika kita mendapatkan informasi yang kita butuhkan pada saat yang tepat. Informasi ini bisa mencapai kita melalui orang lain lewat kata-kata atau tindakannya, bisa juga datang dalam bentuk buku, majalah atau artikel berita.
James Redfield juga mengajak kita membahas referensi praktis mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dari sejak Newton sampai Einstein. Temuan Einstein menunjukkan bahwa substansi material tidak lain adalah bentuk cahaya.
Temuan yang akhirnya mengantarkan data baru dalam fisika kuantum oleh beberapa pelopor seperti Niels Bohr, Wolfgang Pauli dan Werner Heisenberg. Lebih lanjut temuan-temuan dalam fisika kuantum yang menggerakkan perkembangan spiritual New Age.
Pemikiran James Redfield yang menarik untuk disimak adalah luminositas. Luminositas mengacu pada fenomena menyaksikan suatu tempat atau objek yang sepertinya menonjol, menarik perhatian kita. Tempat atau objek tersebut tampak lebih bercahaya daripada segala sesuatu di sekitarnya. Anda mulai memikirkannya bukan ?
Saya menuliskan satu lagi pemikiran dalam The Celestine Vision ini dan setelah ini akan menjadi pengalaman Anda yang sangat berharga dengan membaca dan menghayati eksplorasi karya James Redfield ini. Saya sendiri mendapatkan banyak kesadaran dan pencerahan atas kehidupan saya melalui buku ini.
Semesta merespon setiap kehendak kita. Apa yang kita pikirkan dan percayai menjadi semacam doa yang terkirim pada dunia dan segala sesuatu di sekeliling kita berusaha memberikan apa yang sepertinya kita inginkan.
Kuncinya adalah berusaha tetap berenergi tinggi dan menggunakan kekuatan kehendak dengan cara positif.
Sekarang, saatnya Anda mulai membacanya sendiri. Masih banyak pemikiran yang akan membawa Anda pada kesadaran dan pencerahan. Selamat membaca !
Megatrend 2010 menggambarkan segala bidang kehidupan selama satu dekade ke depan. Saya sempat berasumsi Megatrend 2010 akan banyak mengungkap perkembangan ekonomi dan strategi bisnis semata. Namun menjadi kejutan, saya menemukan bahwa isu penting selama satu dekade ke depan adalah “kesadaran kapitalisme” atau “consious capitalism”.
Kesadaran kapitalisme merupakan ide multidimensi tentang pengelolaan korporasi dengan mentransformasikan dan mengintegrasikan nilai social, ekonomi dan spiritual dalam bisnis. Dengan demikian manajemen kepempimpinan perlu menambah satu leadership style yaitu spiritual leadership.
Di Indonesia, masuknya nilai-nilai spiritual dalam korporasi berhasil ditransfromasikan dengan sukses bahkan fenomenal oleh Ary Ginanjar Agustian. Transformasi tersebut bernama ESQ Leadership menjadi lembaga pelatihan kepemimpinan yang memberikan pelatihan pengembangan SDM yang menggabungkan kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual.
Bagi Anda yang menyadari pentingnya kehadiran spiritual di segala bidang kehidupan dan merindukan bacaan-bacaan bertemakan spiritual, The Celestine Vision akan menjadi salah-satu buku spiritual yang memberikan inspirasi.
Kalau di Megatrend 2010 saya menemukan kejutan, pada The Celestine Vision tulisan James Redfield saya juga mengalami kejutan. The Celestine Vision ini sendiri menjadi buku keempat tulisan James Redfield yang saya tahu setelah The Celestine Prophecy, The Tenth Insight dan The Secret of Shambala.
Saya mendapatkan The Celestine Vision dan The Celetine Prophecy pada saat yang bersamaan. Saya berpikir karena saya belum mendapatkan The Tenth Insight dan The Secret of Shambala, saya membaca The Celestine Vision terlebih dahulu dan buku lainnya dengan urutan terbalik sehingga akan menjadikan bacaan flash back.
Namun kenyataannya The Celestine Vision mengejutkan saya dengan menghadirkan format tulisan nonfiksi dan bukan fiksi seperti ketiga buku lainnya. Melihat dari ukuran bukunya yang sama dengan ukuran buku fiksi, saya jadi terkecoh.
Namun justru kejutan tersebut dan pilihan saya membacanya terlebih dahulu menjadi pilihan yang tepat. Dalam The Celestine Vision, James Redfield menuturkan pemikiran-pemikirannya dan tokoh-tokoh lain mengenai kehidupan dan kaitannya dengan perkembangan spiritual.
Di bab awal, kita akan menemukan latar belakang dan proses di balik penulisan The Celestine Prophecy. James Redfield mengatakan “Kita tahu bahwa kehidupan-seperti-biasa tampaknya kehilangan sesuatu yang bisa dicapai melalui pengalaman batin yang transformatif, perubahan nyata dalam cara kita memandang diri sendiri dan memandang hidup yang menghasilkan identitas pribadi yang lebih tinggi dan lebih spiritual. Usaha untuk menggambarkan proses psikologis ini menjadi dasar Manuskrip Celestine”.
Dalam rutinitas hidup kita sehari-hari seringkali kita menemukan berbagai kebetulan bermakna. Kita mungkin sedang memikirkan seorang teman lama dan keesokan harinya kita bertemu dengannya. Abraham Lincoln mengalami kebetulan bermakna yang membawanya memenuhi tujuan hidupnya yang luar biasa dengan memberi uang seorang pedagang keliling yang sedang dalam kesulitan besar.
Dari pedagang tersebut, Lincoln mendapatkan segentong tua penuh barang yang sebagian besar rongsokan. Beberapa saat setelahnya, ketika membersihkan gentong tersebut Lincoln menemukan satu set lengkap buku-buku hukum yang kemudian ia pelajari untuk menjadi pengacara.
Psikolog Swiss Carl Jung menyebutkan fenomena tersebut sebagai sinkronisitas. Jung berpendapat sinkronisitas adalah prinsip sebab-akibat dalam alam semesta, hukum yang menggerakkan umat manusia menuju pertumbuhan kesadaran yang lebih besar.
Pengalaman sinkronistik penting lain adalah ketika kita mendapatkan informasi yang kita butuhkan pada saat yang tepat. Informasi ini bisa mencapai kita melalui orang lain lewat kata-kata atau tindakannya, bisa juga datang dalam bentuk buku, majalah atau artikel berita.
James Redfield juga mengajak kita membahas referensi praktis mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dari sejak Newton sampai Einstein. Temuan Einstein menunjukkan bahwa substansi material tidak lain adalah bentuk cahaya.
Temuan yang akhirnya mengantarkan data baru dalam fisika kuantum oleh beberapa pelopor seperti Niels Bohr, Wolfgang Pauli dan Werner Heisenberg. Lebih lanjut temuan-temuan dalam fisika kuantum yang menggerakkan perkembangan spiritual New Age.
Pemikiran James Redfield yang menarik untuk disimak adalah luminositas. Luminositas mengacu pada fenomena menyaksikan suatu tempat atau objek yang sepertinya menonjol, menarik perhatian kita. Tempat atau objek tersebut tampak lebih bercahaya daripada segala sesuatu di sekitarnya. Anda mulai memikirkannya bukan ?
Saya menuliskan satu lagi pemikiran dalam The Celestine Vision ini dan setelah ini akan menjadi pengalaman Anda yang sangat berharga dengan membaca dan menghayati eksplorasi karya James Redfield ini. Saya sendiri mendapatkan banyak kesadaran dan pencerahan atas kehidupan saya melalui buku ini.
Semesta merespon setiap kehendak kita. Apa yang kita pikirkan dan percayai menjadi semacam doa yang terkirim pada dunia dan segala sesuatu di sekeliling kita berusaha memberikan apa yang sepertinya kita inginkan.
Kuncinya adalah berusaha tetap berenergi tinggi dan menggunakan kekuatan kehendak dengan cara positif.
Sekarang, saatnya Anda mulai membacanya sendiri. Masih banyak pemikiran yang akan membawa Anda pada kesadaran dan pencerahan. Selamat membaca !
10 komentar:
Kuncinya adalah berusaha tetap berenergi tinggi dan menggunakan kekuatan kehendak dengan cara positif.
Aku belajar hal tersebut memang dari kau, he he he.
Untuk yang satu ini, prefer aku belajar dari kau saja. :)
Benar makin mantab, kok. Tinggal tunggu sign kontrak dari Mba Ike, ya, he he he.
Untuk memperoleh kunci itu menurut James Redfield adalah cinta tapi bukan sekedar cinta terhadap orang tua, kelaurga, pasangan atau teman... Jawabannya seperti PR yang gue kasih, CINTA MURNI DAN BERLIMPAH itu apa ?
Itu mungkin yang namanya positive thinking ya ;-) Memang benar sih Yos, jadilah seperti apa yang kau pikir. Hehehe, membaca resensimu yang ini, seperti kata teman kamu, aku setuju dan bilang 'makin mantap' ;-)
Hmmmm, aku masih punya PR ya?
Oke, aku cari jawabannya dulu, kalau sudah ada, aku lapor. :)
Rina ngeledekin terus :D
emangnya martabak ... mantap ....
Hihi, asli, bukan ngeledekin. Tapi serius, dari hati. Eh, btw, udah baca buku metropop nya Syafrina siregar yang judulnya, 'dari hati' belum?
btw hati itu di mana ya Rin :)
belum baca fiksi lagi ....ada cerita apa neh dari buku itu ?
Maksudnya Dengan Hati kali ya, Mba Rin? :)
Eh iya, bener. Dengan hati maksudnya. Aku juga belum baca, tapi direkomendasiin temanku, katanya bagus. cerita tentang penderita hiv gitu. Ika udah baca, ya?
Sudah baca, Mba, tapi sipnosisnya doang. He he he
Dilihat sekilas memang sepertinya bagus, jadi memang sudah masuk list buku yang akan dibaca nanti.
Nanggung, lagi baca Fortunata nya Ria N Badaria dan The Wednesday Letter nya Jason F Wright.
Posting Komentar